Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Headline

Belasan Sapi di Malaka – NTT Mati Mendadak

230
×

Belasan Sapi di Malaka – NTT Mati Mendadak

Sebarkan artikel ini

Malaka – Belasan ternak sapi di Dusun Beirasi B, Desa Rabasa Haerain, Kecamatan Malaka barat, Kabupaten malaka, mati mendadak.

Kematian itu terjadi beberapa hari ini dengan rentan waktu mati antar ternak terpaut hitungan hari.
Salah satu peternak sapi warga dusun bairasi B, Rinto Seran mengatakan kepada media ini, hewan ternak miliknya mati secara tiba-tiba pada Jumat (1/7/22).

Menurutnya, tidak terdapat gejala penyakit sebelum ternak miliknya mati. Hanya, sebelum dinyatakan mati, sapi miliknya jatuh dan mengalami kejang-kejang.

Tidak ada (gejala), paginya itu sempat saya kasih makan, sorenya tiba-tiba kejang-kejang, terus mati,” jelasnya kepada media ini, jumat (1/7/2022).

Dalam kondisi itu, lanjut Rinto dirinya terpaksa menjual sapinya dengan harga seharga 2 juta. Padahal dirinya sudah merawat sapinya setiap hari, dengan harapan bisa menjadi tabungan hidup dikemudian harinya.

Lanjut. langsung disembelih, dagingnya dijual kepada warga sekitar ada juga ditukar dengan gabah, dan semuanya habis terjual.

Petani lainnya, Vinsensius Teti mengatakan, salah satu ternak sapi miliknya juga mengalami kondisi yang sama dengan gejala kejang-kejang sebelum kematian dari kamarin sore satu ekor dan di tambah hari ini satu ekor lagi.

Namun, Vinsensius Teti menyebut, setelah ternak miliknya kejang-kejang dan mati, Setelah itu, terpaksa dirinya meminta seseorang menyembelih dan menjual daging sapi miliknya.

“Saya sempat kasih makan, paginya, sehat-sehat ternak saya, lalu siangnya setelah saya kasih minum air beberapa jam kemudian sapinya langsung kejang-kejang,” paparnya.

Vinsensius Teti mengaku, sudah hampir 12 ekor ternak sapi di Dusun Beirasi B mati mendadak, ” Kami sangat kewalahan dengan kejadian ini”, ungkapnya dengan nada sedih.

Sementara itu, media ini berhasil mengkonfirmasi Kepala Desa Rabasa Haerain Maria Imakulata Seuk melalui whatshap pribadinya mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari warga tentang kematian sapi tersebut.

Menurut kades, penyebabnya itu karena lokasi hewan tidak ada, kurang makan, cuaca tidak bagus, sapi terpaku di tempat, istrahat terganggu karena dingin, dan kita pun belum ada PPL peternakan sehingga tidak ada suntik imun untuk ternak.

Kades mengatakan dirinya sudah memberikan laporan ke dinas untuk kejadian banjir kemarin dan juga ternak ternak sapi yang mati karena gejala kejang itu. (Mario seran)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *