Atambua – Sukses tidaknya sebuah klub sepakbola bukan hanya bergantung pada pelatih atau pemain, yang terjun langsung dalam medan pertempuran di lapangan. Faktor penting lain, mereka yang ada di balik layar. Man behind the gun.
Tentu saja ada banyak pihak di balik layar itu. Dalam sepakbola modern ada direktur teknik, direktur olahraga, kepala rekrutmen, dan lain sebagainya. Namun, jauh di luar layar itu dengan peran yang juga menentukan adalah ada presiden atau menejer klub.
Kenapa presiden atau manejer klub? Karena tidak semua klub memiliki presiden, dan tidak semua klub dipimpin oleh pemilik. Nah, presiden atau manejer inilah yang punya pengaruh cukup besar dalam kesuksesan sebuah klub.
Sebab biasanya, manejer yang lihai, akan membawa kejayaan di sebuah klub. Begitu pula sebaliknya. Terkait hal itu, berikut kisah sukses klub Bintang Timur (BeTA) Atambua setelah tiga tahun mengikuti Piala El Tari Memorial Cup (ETMC) dan kualifikasi Liga 3 region NTT.
Klub dari batas negara RI-Timor Leste ini langsung dikendalikan seorang manajer perempuan yang juga adalah CEO Klub bintang Timur Atambua.
Laga ETMC/kualifikasi Liga 3 NTT yang dilangsungkan di kabupaten Rote Ndao baru saja usai. Partai puncak berhadapan PSN Ngada vs Bintang Timur Atambua, pertandingan berakhir dengan skor 4-3 untuk kemenangan PSN Ngada setelah melewati drama adu pinalti. Kedudukan 0-0 setelah perpanjangan waktu.
Bagi klub Bintang Timur (BeTA) Atambua tambahan pencapaian di ETMC kali ini telah mencatat empat sejarah, sejak 9 tahun perjalanannya.
Pertama, BeTA Atambua tercatat sebagai klub mandiri pertama yang tampil di partai final. Peserta ETMC adalah anggota Asprov PSSI NTT, ada 22 Askab/Askot, 3 klub anggota dan 4 klub calon anggota Asprov.
Disebut sebagai klub mandiri karena klub ini juga membina anak-anak sejak usia dini di Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Akademi Sepak Bola tanpa bergantung pada APBD (Anggaran Pemerintah setempat). Diperkuat pemain yang telah dibina sejak 9 tahun silam, tidak heran banyak yang memprediksi BeTA Atambua akan keluar sebagai kampiun di ETMC.
Kedua, tercatat sebagai klub pertama yang memborong gelar top score dan pemain terbaik. Alberto Soares membukukan 8 gol, sedangkan predikat pemain terbaik disabet Glaudius Efraim Abi. Tim ini juga sebenanrnya bisa menyabet predikat tim terbaik, punya produktifitas gol dan hanya kemasukan 1 gol hingga babak final, sedikit mengantongi kartu kuning selama turnamen berlangsung. Sayang panitia punya pertimbangan lain sehingga gelar ini jatuh ke tangan BMP Flotim.
Ketiga, satu-satunya klub yang dipimpin manejer perempuan, Serena Cosgrova Francis (24 thn). Kehadiran Serena memberikan warna tersendiri bagi sepak bola NTT.
Dua kali ETMC, BeTA Atambua dipimpin wanita alumni SMAN 3 Kupang yang juga menggandrungi olahraga Basket. Alumni Fisip Hubungan Internasional Universitas Indonesia ini, mulai menggawangi BeTA Atambua di ajang Nusantara Open (2021) di Jakarta, ETMC Lembata (2022), Suratin U-15 (2022), Festival Bola Barcelona (2023).
Karena kelenturannya dalam berkomunikasi, Serena mampu memboyong pemain Akademi BeTA ke berbagai klub Liga 1. Tahun ini 3 pemainnya Glend Saputra Billi dan Sandro Alfons dikontrak klub Liga 1 Dewa United, Jordan Sette (Bali United). Sementara Abio Soares sudah lebih dulu bergabung di Arema FC.
Sosok Serena inilah yang mengembalikan marwah Bintang Timur, mengantarkan mereka ke prestasi yang gemilang. Sampai hari ini di bawah kendali Serena, macan batas sudah mulai on the track.
Serena sudah memimpin BeTA Atambua kurang lebih 3 tahun. Dan sejak pertama kali ia datang, banyak sekali melakukan perubahan. Dengan ambisi, tekad, dan dorongan, Serena secara masif menaruh pondasi untuk memastikan masa depan Bintang Timur yang lebih cerah.
Sekilas Perjalanan Bintang Timur.
Terdorong keinginan melahirkan talenta muda dari tanah perbatasan, 21 November 2014 didirikan SSB Bintang Timur oleh Fary Djemi Francis mantan Ketua Komisi V DPR RI yang juga mantan pemain sepak bola di era 1980-2000. Pria berdarah Kisar yang besar di Timor Timur, bertekad mewujudkan mimpi anak-anak “kampung” dari tapal batas NKRI-Timor Leste.
Di atas lahan seluas 8 HA dibangun kolam renang, 1 lapangan sintetis futsal, 1 lapangan untuk berlatih dan 1 lapangan bertanding dengan rumput standar nasional, dilengkapi lampu stadion dan tribun penonton berkapasitas 500 orang.
Untuk melengkapi menjadi satu training ground, akan dibangun fitness center dan berbagai fasilitas untuk menarik minat berlatih para talenta muda.
Memasuki gerbang SSB Bintang Timur Atambua (BeTA), tampak 4 bangunan beratap merah marun, warna kebesaran Bintang Timur. 1 rumah digunakan untuk pelatih dan manejemen, 1 ruang kelas yang bisa menampung 70 orang, 2 mess untuk penginapan pemain.
Hanya orang gila yang mampu menginvestasikan uang sebanyak ini di sepak bola, apalagi NTT, tegas Christ Mboik Ketua Asprov PSSI NTT yang untuk pertama kalinya melihat langsung fasilitas SSB Bintang Timur saat penutupan Soeratin U-15 di lapangan Bintang Timur (November 2022).
Sembilan tahun sudah seorang Fary Francis dibantu putrinya Serena Francis membangun, memupuk, merawat harapan anak-anak di perbatasan negeri melalui sepak bola.
Seperti namanya “Bintang Timur”, kehadiran SSB ini menjadi salah satu alasan bagi anak-anak di batas negeri merajut mimpi setinggi bintang, melukis impian menjadi bintang, tidak saja dalam sepak bola tetapi dalam kehidupan.
Mereka yang kesehariannya di kampung dengan rutinitas anak-anak kampung akhirnya bisa mencicipi pengalaman ibukota provinsi, ibukota negara, kota-kota besar lainnya di Indonesia bahkan hingga ke mancanegara (Asia, Eropa dan Australia).
SSB BeTA adalah wahana setiap anak batas berproses menjadi bintang. Dari SSB mereka akan ditampung di Akademi Bintang Timur. Mereka dilatih oleh pelatih berlisensi dan salah satunya Bert Pentury, pelatih berpaspor Belanda.
Saat pandemi melanda merupakan menjadi masa pembenahan manajemen. Setelah melalui masa-masa sulit itu, anak-anak SSB BeTA bisa menghadirkan tiga trofi yang membanggakan, menjadi runner up , pemain terbaik dan top score yang diraih dalam ajang Soeratin Cup U-15 Provinsi NTT tahun 2022 yang dilaksanakan di SSB Bintang Timur Atambua.
Setelah 8 tahun SSB Bintang Timur (BeTA) berjalan, regenerasi kepemimpinan mulai dilakukan. Serena C.Francis, putri ke dua Fary Francis mulai dilibatkan. Serena kini mulai dipercaya menjadi manejer tim SSB dan Akademi Bintang Timur. Bahkan pemain seniorpun kini mulai dipercaya menjadi pelatih, salah satunya Rivaldo yang telah mengantongi lisensi C AFC. ( fw)