Malaka – Kehadiran SMAN Harekakae di Pusat Ibu Kota Kabupaten Malaka bukan saja untuk meningkatkan pengetahuan siswa melalui berbagai materi pelajaran di sekolah tetapi juga membekali para peserta didik melalui berbagai bentuk keterampilan agar memiliki kemampuan dalam berwirausaha.
Peserta didik melalui Kurikulum Merdeka menggelar Praktek Mata Pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Kearifan Lokal” dan ”Kewirausahaan” diharapkan mampu memanfaatkan potensi dan kearifan lokal yang dimiliki untuk berwirausaha agar kelak bisa hidup mandiri.
Kepala SMAN Harekakae, Robertus Bria Tahuk, S. Pd mengatakan hal itu disela kegiatan Praktek Mapel P5 di Harekakae – Malaka- Provinsi NTT , Senin (20/5-2024).
Dikatakannya, salah satu tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar dengan cara pembelajaran berbasis Projek melalui kegiatan Praktek Mata Pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan thema “Kearifan Lokal” dan ”Kewirausahaan”.
” Sebagai Kepala Sekolah saya senang sekali karena para peserta didik yang mengikuti program ini sangat enjoy dan antusias melakukan praktek dibawah bimbingan Bapak dan Ibu guru fasilitator P5 berthemakan “Kearifan Lokal” dan “Kewirausahaan”, ujarnya.
Dirinya berharap melalui program kegiatan itu kedepannya para peserta didik SMA Negeri Harekakae dapat mengetahui pembuatan makanan lokal serta dapat melatih peserta didik untuk berwirausaha.
Guru Pembimbing / Kepala Projek “Kearifan Lokal” , Natalia Seran, S.Pd kepada wartawan mengatakan hal senada.
Dia mengatakan kegiatan yang digelar masuk didalam kegiatan Intrakurikuler dimana kegiatan tersebut merupakan bagian dari Mata Pelajaran P5 dimana terdapat projek yang dilaksanakan peserta didik kelas X yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Dikatakannya, target pelaksanaan Projek Kearifan Lokal yang digelar diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan /keterampilan peserta didik dalam pengolahan makanan lokal yang bernilai ekonomi.
” Para peserta didik tidak hanya dilatih untuk memproduksi makanan lokal tetapi juga dilatih untuk memasarkan hasil produksi yang dihasilkan. Hari ini kita olah Jagung bose yang bergizi dan semprit jagung ternyata sangat diminati saat dijual di pasaran”, tutupnya. ( boni)