Radar Malaka, Batam – Dukungan dari para emak-emak untuk Ansar Ahmad sebagai Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan Amsakar Achmad sebagai Wali Kota Batam semakin kokoh.
Pada Kampanye Dialogis Ansar bersama Amsakar di Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong, Kota Batam, pada Ahad sore, 3 November 2024, terlihat ratusan emak-emak dengan antusias menyambut kedua Calon tersebut.
Emak-emak dari komunitas setempat tampak penuh semangat dalam menyambut kedatangan Ansar dan Amsakar, dengan membunyikan kompang, serta meneriakkan yel-yel dukungan.
Mereka bahkan menunjukkan kegembiraan dengan menari sambil menyanyikan lagu dukungan khusus yang diciptakan untuk pasangan Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura dan Amsakar Achmad-Li Claudia.
Uswandi, seorang tokoh masyarakat Tanjung Buntung, dalam pidatonya menyatakan bahwa dukungan terhadap pasangan Ansar-Nyanyang dan Amsakar-Li Claudia Chandra, terutama di Tanjung Buntung, semakin kuat.
“Dengan begitu, jangan ragu untuk memberikan dukungan penuh kepada keduanya,” ujarnya seraya tersenyum.
Sementara itu, Amsakar dalam orasinya menyoroti kehadiran Li Claudia Chandra sebagai calon wakilnya sebagai alasan kuat bagi pemilih perempuan di Batam untuk memilih pasangan mereka.
“Namun yang terpenting adalah konsistensi kita. Pilihlah pasangan nomor urut 2 untuk Kota Batam dan nomor urut 1 untuk Provinsi Kepri,” tegas Amsakar.
Lebih lanjut, Amsakar menekankan bahwa kemenangan mereka, sejalan dengan kemenangan Ansar-Nyanyang dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri, akan memberikan dorongan positif bagi pembangunan Batam melalui komunikasi yang efektif.
“Kita tidak boleh terjebak dalam kebiasaan lama di mana Gubernur Kepri datang ke sini tanpa disambut oleh lurah atau camat,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, orasi dari Ansar Ahmad juga disambut dengan hangat oleh warga setempat.
Para pendukung terlihat begitu bersuka cita dengan gaya kampanye serius yang dihadirkan oleh Ansar, yang tidak hanya menyampaikan program-programnya dengan meyakinkan, tetapi juga mampu menghibur dan memberikan sentuhan spiritual dalam pidatonya.
Mereka menyanyi bersama Ansar, dengan sungguh-sungguh mendengarkan program-program yang disampaikan, dan tertawa gembira mendengar lelucon-lelucon yang diutarakan oleh Ansar sehingga terbentuk rasa keakraban di antara mereka.
Editor: Budi Adriansyah
