Kepala Pelaksana ( Kalak ) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malaka, Gabriel Seran mengatakan bantuan bencana Seroja di Kabupaten Malaka terhadap masyarakat terdampak bencana diprediksi akan direalisasi akhir Mei atau Awal Juni tahun 2022.
Eksekusi bantuan ini sudah berjalan sesuai rencana dan tahapan yang ada. Tidak ada kata terlambat karena program ini dijalankan sesuai tahapan dan rencana. Hampir 16 Kabupaten dan Kota semuanya masih dalam tahap validasi dan pembukaan rekening dan akhir Mei atau awal Juni kegiatan fisik sudah bisa dieksekusi.
Pekerjaan ini dilakukan dengan dua metode yakni swakelola dan metode kontraktual. Metode Swakelola itu di lakukan untuk kegiatan rehabilitasi atau perbaikan rumah kategori rusak ringan dan sedang, sedangkan metode kontraktual ini dilakukan untuk kategori rumah rusak berat.
Sebagai dasar untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Badan Penanggulan Bencana Daerah sebagai penanggung jawab melakukan perjanjian kerja sama dengan masyarakat dan pihak ketiga untuk pelaksanaan fisik di lapangan. Jadwal pelaksanaan kalau tidak ada halangan akhir Mei atau awal Juni sudah bisa kegiatan fisik di lapangan.
Hal itu disampaikan Kalak BPBD Malaka, Gabriel Seran kepada Wartawan, Sabtu
Gabriel menjelaskan tahapan progres terakhir untuk penanganan bantuan bencana Seroja di Kabupaten Malaka terhadap masyarakat terdampak bencana itu tidak ada kata mandek. ” Orang yang katakan mandek itu orang yang tidak mengerti tahapannya karena sesuai dengan jobdisnya itu tahapan pelaksanaan bantuan itu dimulai dari saat pendataan verifikasi dan tahapan validasi”, ujarnya.
” Saat ini kita sudah selesai sosialisasi dan masuk pada tahap validasi . Sesuai hasil validasi dari teman-teman yang kita turunkan ke desa yang terdampak, dari situ kita himpun datanya dan disesuaikan untuk diserahkan ke pihak bank BRI untuk segera membuka dan mengisi rekening masyarakat yang terdampak dan setelah selesai baru kita ke lapangan”
” Saya perlu jelaskan bahwa kita jangan disamakan dengan kabupaten lain seperti Kota Kupang, Sabu Raijua karena metode yang kita gunakan berbeda. Di Malaka itu bantuan stimulan dengan sumber pendanaan BNPB , sementara di Kota Kupang dan Sarai itu relokasi dengan Sumber pendanaan Kementrian PUPR sehingga Juknis dan tahapan yang dilalui juga berbeda”, tutupnya. ( yan)