Radarmalaka.com, Tanjungpinang – Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, mengungkapkan bahwa keterbatasan dana APBD mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri untuk mencari sumber dana dari berbagai pihak demi menjadikan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu pihak yang diajukan adalah Millenium Challenge Corporation (MCC), sebuah lembaga inovatif dan independen Pemerintah Amerika Serikat yang membantu pengentasan kemiskinan secara global.
Ansar telah berkomunikasi dengan MCC secara intensif dan bahkan terlibat dalam pertemuan secara langsung.
Ansar menyatakan bahwa Pemprov Kepri telah menyiapkan readiness criteria, yaitu kriteria kesiapan untuk menerima hibah investasi dari MCC.
“Semua persyaratan sudah disiapkan dan Kepri menjadi provinsi di Indonesia pertama readiness criteria paling lengkap,” jelas Ansar, Selasa, 9 Januari 2024.
Hingga saat ini, Kepri telah menerima dana hibah investasi senilai Rp350 miliar. Ansar mengungkapkan bahwa kemungkinan dana tersebut baru akan diberikan pada akhir 2024 karena persyaratannya yang rumit.
Namun, pihaknya sedang berusaha untuk mendapatkan bantuan dengan nilai dua kali lipat dari jumlah tersebut, yakni senilai Rp700 miliar.
“Semua sudah disiapkan. MCC sudah berkali-kali datang ke sini. Kemungkinan Bappenas juga akan mendukung,” tambah Ansar.
Kerja sama antara MCC dan Pemprov Kepri akan dilakukan melalui program Compact-2. Kepri menjadi salah satu dari lima provinsi di Indonesia yang mendapatkan hibah investasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur, terutama dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang.
Ansar menjelaskan bahwa program Compact-2 ini akan membiayai pengembangan Pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang secara menyeluruh, termasuk pembangunan infrastruktur di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura, Gurindam 12, hingga area Gudang Minyak.
Pengembangan Pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang diperkirakan akan memberikan Indikasi Economic Return Rate (ERR) antara 14 hingga 20%, menjadikan Kepri berada di posisi yang kuat untuk mendapatkan hibah maksimal.
Selain membangun fasilitas tambahan, Ansar juga merencanakan pembangunan ruang dingin penyimpanan (cold storage) di kawasan Pelantar II. Hal ini akan menjadikannya sebagai pusat penjualan hasil laut dan menyediakan tempat bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendorong produk lokal.
Editor: Budi Adriansyah