JAKARTA: Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB. Perpani) Hj.Illiza Sa’aduddin Djamal terjun langsung mengawasi Seleksi Nasional (Seleknas) Panahan yang berlangsung sejak 28 hingga 30 November, di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta Pusat.
Menurut Illiza, Seleknas ini dilakukan secara transparan untuk mendapatkan atlet Panahan terbaik yang akan diterjunkan pada event yang akan diikuti Perpani tahun 2023.
“Luar biasa, saya apresiasi tim PB Perpani yang telah mempersiapkan Seleknas dengan menggunakan perhitungan cepat berbasis IT menggunakan aplikasi Ianseo Scorekeeper,” tegas Illiza saat melihat langsung jalannya Seleknas di lapangan Panahan GBK Senayan.
Seleknas kali ini dilakukan secara transparan dengan melibatkan atlet ranking 1-4 hasil Pra Seleknas Senin (28/11/22). Selain itu, PB Perpani juga mengundang peraih medali di ajang PON Papua, Kejuaraan Nasional Kalteng, Sirkuit Nasional Aceh dan mantan Sea Games tahun 2021.
Yang membedakan Seleknas kali ini, PB Perpani juga mengundang peraih medali di Kejurnas Yunior Yogjakarta. Hadirnya atlit U-19 membuat persaingan memperebutkan jatah Pelatnas tahun 2023, semakin ketat.
Kepada media ini, Illiza yang juga anggota Komisi X DPR RI menjelasakan diakhir masa kepemimpinannya ia ingin meninggalkan legacy bagi Perpani. Untuk itu pada Seleknas kali ini, dirinya menunjuk Indri HP perempauan yang tidak asing lagi di dunia panahan sebagai technical delegation (TD), dan penggunaan aplikasi pengelolaan data seperti yang digunakan di word archery. Selama berjalannya proses Seleknas, peserta maupun official, bahkan masyarakat bisa langsung melihat score masing-masing atlet di live chanel you tube: Link Live Score SELEKNAS https://youtu.be/QwYUtv0waBIdan dan aplikasi Ianseo: https://www.ianseo.net/Details.php?toId=12450
“Seleknas kali ini lebih menekankan pada adu endurance, seharl seorang atlet harus memanah dengan total 300 anak panah. Karena itu dibutuhkan ketahanan fisik dan fokus. Dari data yang kita perhatikan, beberapa atlit melejit di awal, setelah itu pelan-pelan mulai melempam. Ini menunjukkan daya tahan atletnya tidak siap, apalagi teriknya matahari yang menyengat ditambah tekanan dalam diri atlit itu sendiri, karena yang hadir saat ini the best yang ada di masing-masing nomor,” tutur Illiza.
Walaupun masa kepemimpinannya tinggal menghitung hari, Illiza optimis, dirinya hanya mempersiapkan atlit Pelatnas bagi kepengurusan yang baru. Ditambah tuntutan dari Kemenpora dalam menyusun anggaran program Pelatnas 2023.
“Jadi pada saat pengurus baru terbentuk, mereka tinggal melanjutkan karena semuanya sudah kita siapkan, mulai dari atlit, proposal dan yang lainnya. Kita berharap apa yang kita siapkan ini mendapatkan dukungan yang lebih baik lagi dari Kemenpora dan kepengurusan yang akan datang bisa lebih baik dan professional,” ungkapnya.
Illiza berharap aplikasi pengelolaan data yang digunakan di Seleknas bisa terus diperbaharui, sehingga pada saat PON Aceh-Sumut bisa digunakan oleh PB PON.
Salah satu keunggulan dari system yang digunakan dalam Seleknas, disamping hemat tenaga (SDM), akurasinya dan punya kecepatan mengelola data. Disamping pencatatan manual, digunakan juga scorer berbasis IT dengan menggunakan barcode, sehingga dalam sekecap sistim sudah bisa melakukan perhitungan skor masing-masing atlit.
Banyaknya atlet muda tidak menampik keinginan Illiza S. Djamal untuk mendorong agar Pelatnas kedepan tidak saja terpusat pada lapis pertama yang terdiri dari 8 atlit Recurve dan 8 atlit Compound saja, Jika memungkinkan ada 16 orang lagi sebagai lapis kedua.
“Kalau goals kita melahirkan olimpian, dari 14 cabang olah raga yang masuk dalam DBON, ya kita mau tidak mau harus mempersiapkan dari yunior, termasuk lapis ke dua, tergantung pollitical will pemerintah, tapi setahu saya anggaran pemerintah tidak cukup. Kita lebih fokus pada siapa yang ditreatment menuju olimpiade dan target kita melahirkan olimpian,” tambah anggota Komisi X dari Aceh. ( fw)