( Photo : Direktur Utama PT IDK, Christian di Jakarta )
Jakarta – Investasi untuk memproduksi garam Industri di Kabupaten Malaka – Provinsi Nusa Tenggara Timur oleh PT. Inti Daya Kencana ( IDK) sudah menghabiskan anggaran tidak kurang dari Rp 150 Miliyard.
Anggaran sebesar itu difungsikan untuk kompensasi pembebasan lahan, persiapan pembuatan ladang garam serta pembelanjaan , sarana/prasarana serta infrastruktur pendukung di lapangan.
Pengeluaran itu diprediksi akan bertahan di angka tersebut dalam dua tahun kedepan karena belum ada rencana perusahaan untuk ekspansi penggarapan lahan baru. Bila ada penambahan anggaran hanya untuk perawatan ladang garam serta biaya operasional perusahaan.
Direktur Utama PT Inti Daya Kencana ( IDK), Christian mengatakan hal itu kepada wartawan di Jakarta, Rabu ( 9/11-2022) ketika dikonfirmaai besaran dana Investasi PT IDK di Kabupaten Malaka.
Dikatakannya, anggaran investasi yang dikeluarkan PT IDK dipastikan diatas angka Rp 150 Milyard dan hingga saat ini belum ada pemasukan dari investasi tersebut. ” Ini menunjukkan kita sangat serius dan tidak main-main untuk berinvestasi di Kabupaten Malaka”, ujarnya.
” Jadi anggaran yang dikeluarkan untuk dua tahun kedepan tidak besar lagi kecuali perusahaan melakukan expansi untuk menggarap sisa lahan seluas 1200 ha. Kondisi terkini, kolam sudah terbentuk, tinggal perawatan rutin sehingga tidak membutuhkan dana yang besar.
Perusahaan tinggal membuat gudang transit sementara sebelum dimasukkan ke container. Selama dua tahun kedepan kita fokus kelola ladang garam seluas 332 ha untuk hasilkan garam.”, ujarnya.
Kehadiran IDK/ Sejarah IDK
Dirut , Christian Devi menjelaskan PT IDK didirikan untuk menjawab kebutuhan terkait garam industri di Indonesia saat itu.
Dikatakannya, sejak tahun 2015 mulai bergaung wacana Pempus mewacanakan supaya industri di Indonesia harus menggunakan produksi garam dalam negeri sehingga para Investor merespon hal tersebut dengan membangun PT IDK untuk menangani urusan garam industri.
” Didalam group kita sendiri ada kebutuhan yang cukup besar akan garam industri sehingga kita berkeinginan menyiapkan garam industri untuk kebutuhan sendiri melalui PT. IDK”, ujarnya.
” Alasan lain membangun PT IDK yakni kami ingin berkontribusi untuk swasembada garam nasional”
” Selain itu melalui perusahaan PT IDK bisa memberikan manfaat kepada masyarakat Malaka melalui usaha yang dibangun. Kami pilih NTT khususnya di Malaka karena memiliki lahan yang cukup besar dan dari peta memiliki musim kemarau yang panjang sehingga sangat layak untuk usaha dan investasi garam”, tutupnya. ( boni)