Kupang- Provinsi NTT masuk dalam enam besar Provinsi Penyumbang 50 Persen Kasus Stunting di Indonesia, sehingga perlu dipastikan penanganannya harus jadi prioritas Pemprov dan pemerintah daerah.
Berdasarkan data yang dihimpun, NTT menjadi provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi sebesar 37,9 persen pada 2023 dan 37,0 persen pada 2024 serta masuk dalam enam besar provinsi yang menyumbang 50 persen kasus stunting di Indonesia sehingga pola penanganannya juga harus berbeda.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi mengatakan hal itu saat membahas strategi intervensi stunting Provinsi NTT di Kupang, Rabu (4/6-2025).
Dikatakannya, dalam menghadapi kondisi diatas Pemerinrah Daerah dalam penanganannya tidak hanya sebatas dari Puskesmas tetapi harus turun langsung ke setiap keluarga untuk melakukan pemantauan dan intervensi.
Dijelaskannya, pada setiap rumah perlu ada anggota keluarga yang secara khusus melakukan pemantauan dan pencatatan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan bay yang dilahirkan agar bisa mendapakan penanganan sesuai kebutuhan.
Dia mengatakan ada tiga rekomendasi penanganan stunting melalui langkah intervensi yakni ketahui setiap ibu hamil dan ikuti, ketahui setiap ibu menyusui dan ikuti serta ketahui setiap balita dan ikuti. ( boni)
