Oleh: Suyono Saeran
Begitu jadwal kampanye dimulai, sejak itu serangan demi serangan kampanye hitam terhadap kami terus bermunculan. Seolah memang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari pasukan khusus buzzer untuk menyerang ANSAR AHMAD dan timnya.
Tujuannya jelas. This is character assassination (Ini adalah pembunuhan karakter). Ansar Ahmad dan timnya ditarget. Opini buruk dan argumentasi yang terseting secara konstruktif sengaja dibangun untuk mempengaruhi persepsi publik.
Mulai dari soal isu politik dinasti, Dana Jaminan Pengelolaan Lingkungan (DJPL), motor RT/RW dan sebagainya. Hampir setiap menit isu tersebut dilambungkan di media sosial. Kecenderungan kampanye yang membabi buta dan jauh dari keadaban seolah dijadikan panglima dalam menjual jagoannya dalam arena kontestasi.
Apakah kami bereaksi dan melakukan balasan? Tidak! Ansar Ahmad tetap memilih jalan mengedepankan kesantunan dalam berpolitik. Salah satu cara untuk merebut hati masyarakat tentu dengan menjual program dan prestasi kerja yang pernah didapatkan.
Ansar Ahmad dan timnya tidak perlu membuat buzzer yang serupa. Tidak perlu membuat serangan balasan. Agar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kepulauan Riau (Kepri) tetap mengalir dalam euforia kegembiraan. Agar karena persoalan beda pilihan jangan sampai jadi berjarak persaudaraan. Karena masyarakat secara cerdas sudah mengetahui siapa sebenarnya kandidat yang akan bertarung. Baik dari sisi karakter, emosional, adab, pergaulan dan kinerjanya.
Ansar Ahmad tidak perlu bersandiwara agar masyarakat memujanya. Dari dulu sampai sekarang, ya seperti itu. Tidak pernah berubah. Tidak pandai berkamuflase. Selalu hadir seperti biasanya. Selalu senyum setiap bertemu siapa saja. Selalu lemah lembut dalam bertegur sapa.
Kampanye tinggal hari ini dan besok sudah memasuki hari tenang. Alangkah baiknya kalau semua bisa menenangkan diri dan pikiran. Jangan lupa untuk selalu menebarkan sikap SAYANG agar hati tetap terajut dalam satu tujuan demi terwujudnya Kepri yang maju dan cemerlang…