Radarmalaka.com, Tanjungpinang – Hasil dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau (Kepri) di Bulan Maret 2023, menunjukkan angka kemiskinan di Provinsi Kepri ada di presentase terendah sejak Tahun 2015.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepri saat ini berjumlah 142,50 ribu orang (5,69 persen), berkurang sebanyak 6,4 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2022 yang sebesar 148,89 ribu orang (6,03 persen).
Dengan presentase 5,69 persen, Provinsi Kepri menempati posisi keenam dengan jumlah penduduk miskin paling sedikit. Angka tersebut juga jauh di bawah angka rata-rata kemiskinan nasional yang masih berada di angka 9,36 persen.
Adanya penurunan kemiskinan ini disebut Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kepri Luki Zaiman Prawira, sebagai hasil kerja keras dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri dan pemerintah kabupaten/kota beserta seluruh stakeholder di Kepri untuk menurunkan angka kemiskinan.
“Presentase kemiskinan yang terus turun ini harus kita apresiasi, karena Pemprov Kepri bersama seluruh pemerintah kabupaten dan kota terus berupaya maksimal melalui berbagai program dan kegiatan, supaya angka kemiskinan bisa terus ditekan,” kata Luki, di Kota Tanjungpinang, Jum’at, 28 Juli 2023.
Beberapa program dari Pemprov Kepri di bawah kepemimpinan Gubernur Provinsi Kepri Ansar Ahmad, sebagai upaya pengentasan kemiskinan adalah operasi pasar murah, pemberian insentif, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang bekerja sama dengan Bank Indonesia, program subsidi bungan pinjaman nol persen untuk UMKM, dan percepatan belanja pemerintah.
Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepri juga turun di Bulan Februari 2023 sebesar 7,61 persen dibanding pada Agustus 2022 yang sebesar 8,23 persen.
Secara umum, kebijakan yang diambil oleh Ansar, guna menangani pengangguran termasuk di bidang ketenagakerjaan, sudah berada di jalur yang benar.
Di satu sisi, kebijakan Ansar, untuk terus mendorong daya beli masyarakat melalui berbagai program bantuan sosial.
Di sisi lain, stimulus diberikan Ansar, kepada para pelaku usaha (langsung ataupun tak langsung), agar usaha mereka tetap berjalan dan permintaan terhadap tenaga kerja tetap terjaga.
“Sekarang kita Pemerintah Daerah salah satu fokusnya menangani pengangguran ini dengan meningkatkan kemampuan SDM masyarakat Kepri melalui pendidikan vokasi dan juga peningkatan kualitas Balai Pelatihan Kerja yang kita punya,” kata Luki.
Luki menyebut, bahwa Pemprov Kepri sangat optimis laju pertumbuhan ekonomi secara makro di Kepri dapat terus meningkat dan secara langsung menjamin kesejahteraan untuk masyarakat.
Editor: Budi Adriansyah
Penulis: Jlu