Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Headline

4 Finalis Panahan Dulang Emas, Rezza dan Riau Sumbang 2 Medali Emas.

136
×

4 Finalis Panahan Dulang Emas, Rezza dan Riau Sumbang 2 Medali Emas.

Sebarkan artikel ini

Hanoi: dimotori atlit senior Riau Ega Agata Salsabilla dan dua atlit muda Arif Dwi Pangestu, Alviyanto Bagas Prastiyanto, Tim Panahan Indonesia mendulang emas pertama. Tampil di nomor Men Team Recurve, trio pemanah Indonesia yang pernah tampil di Olimpiade Tokyo membungkam tuan rumah Vietnam yang diperkuat atlit ternbaiknya, Duc Anh Chu, Duy Nguyen, Van Linh Nong dengan skor 6-2. Bermain dibawah tekanan penonton tuan rumah, Indonesia sempat tertinggal di babak pertama, namun berkat ketenangan dan pengalaman yang dimiliki, Indonesia bisa membalikkan keadaan dan memenangkan medali emas pertama. Medali Perunggu direbut tim panahan Malaysia setelah menang atas Philipine dengan skore 4-2. Sedangkan nomor Women Team medali emas disabet Vietnam setelah mengalahkan Philipine, 4-2 dan Perunggu menjadi milik Myanmar setelah menang atas Malaysia 5-4.

Disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Dennt Abdi, Ketua Umum KONI Letjen TNI (Pur) Marciano Norman dan ketua KONI NTT yang juga Wakil Gubernur Josef Nae Soi dan sejumlah Ketua KONI Propinsi yang berkesempatan hadir memberikan dukungan kepada patriot olahraga Indonesia, tim panahan Indonesia menyapu semua nomor final yang diikuti hari ini.

Kemenangan trio pemanah Olimpiade Indonesia ini seolah menjadi pemicu, bagi tim Indonesia yang akan berlaga di nomor-nomor berikutnya. Indonesia di nomor Recurve meloloskan 4 atlit di final.

Nomor Mixed Team dua atlit terbaik Indonesia Rezza Octavia – Riau Ega Agata Salsabilla yang tampil di pertandingan ke tiga, menumbangkan pasangan Malaysia Syaqiera Mashayikh-Khairul Anuar Mohamad dengan skor 6-2. Meskipun tertinggal di awal babak pertama, berkat kematangan dan mental juara pasangan Indonesia mampu membalikkan keadaan dan menyegel emas ke dua untuk Indonesia. Medali Perunggu dimenangkan tim tuan rumah Vietnam setelah menang atas Philipine 5-3.

Rezza Octavia atlit muda asal Papua di nomor Individual benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai atlit masa depan Indonesia. Walaupun ini Sea Games pertama yang diikutinya, mahasiswi Universitas Diponogoro Semarang ini dengan penuh percaya diri menumbangkan atlit andalan Thailand Narisara Khunhiranchaiyo dengan skore 6-2. Dengan keberhasilan ini, atlit Papua Rezza Octavia dan atlit Jawa Timur Riau Ega berhasil menyumbangkan 2 medali emas bagi kontingen Indonesia.

All Indonesian Final di Men Recurve, mempertemukan atlit senior Riau Ega vs Arif Dwi Pangestu. Partai ini dimenangkan atlit D.I Yogyakarta Arif Dwi Pangestu dengan skore 6-2. Perunggu direbut atlit Malaysia Khairul Anuar Mohamad. Indonesia pernah mencatat all Indonesian final pada Sea games 1997, 25 tahun berlalu baru kita bisa menyaksikan partai all Indonesia final.

Manejer Timnas Indonesia Ary Koeswiranto, merasa puas dengan hasil yang ducapai tim panahan Indonesia. Setidaknya target PB PERPANI yang di atas target Kemenpora bisa dicapai, dan tidak menutup kemungkinan melampaui target, mengingat Indonesia besok masih tampil di 1 nomor final Compound Men Team.

“Alhamdulilah ini kerja tim, saya sebagai manejer hanya memotivasi atlit, menjaga harmonisasi dalam tim, selebihnya kita serahkan kepada atlitnya untuk bermain lepas,” tandas Ary yang mendapat julukan baru manejer bertangan dingin.

Ary Koeswiranto bukan orang baru di Panahan Indonesia, pemegang Sertifikat Pelatih Compound Internasional, punya catatan bagus di PON tahun 2018 Jawa Barat. Sebagai Maneger saat itu Ary berhasil membawa tim Compound DKI mengukir medali emas untuk pertama kalinya setelah lama tak terdengar. Kakek satu orang cucu ini dikenal mudah berkomunikasi dan selalu tampil dengan senyum dan guyonannya. Pembawaannya yang kalem dan familiar inilah yang menjadi modal dalam menjaga keharmonisan dalam tim panahan.

Hadir di Hanoi Sport Training and Competion Center tempat berlangsungnya final cabor panahan, Josef Nae Soi Wakil Gubernur NTT yang juga sebagai ketua KONI NTT, mengaprsiasi perjuangan patriot olahraga yang berjuang demi sang merah putih. Kehadiran Jos Nai Soi tentunya dengan misi persiapan NTT menyambut PON 2028. Sebagai tuan rumah PON 2028, tentunya montum ini bisa dimanfaatkan Ketua KONI NTT dalam mempersiapkan sarana dan infrastruktur olahraga di NTT, sehingga sukses penyelenggara dan sukses prestasi bisa dicapai propinsi yang berbatasan dengan 2 negara Timor Lesta dan Australi.

“Anak-anak Indonesia bertanding dengan semangat juang yang luar biasa. Mudah-mudahan kita bisa tingkatkan ke Asean Games dan Olimpiade. Terima kasih para pahlawan bangsa di bidang panahan,” tegasnya saat menyaksikan laga Indonesia melawan Vietnam.

Apresiasi juga datang dari Dr.Juliana W.Waromi,SE,M.Si. yang dari pagi mengikuti perkembangan partai final melalui Ianseo di gugetnya. Sejumlah pengurus Pengprov Perpani Papua hari ini berkumpul di Sekretariat Perpani Papua sambal monitor perkembanganRezza dkk.

“Sekali lagi saya apresiasi keberanian PB menurunkan atlit-atlit muda di Sea Games kali ini, kenapa saya harus ulangi lagi karena ada 2 atlit Papua yang masih muda belia Rezza (19 thn) dan Gina (16 thn). Meraka berdua masih minim pengalaman internasional, namun dengan mental dan dorongan dari pengurus, hari ini kita saksikan 2 emas dari Papua untuk Kontingen Indonesia. Ini capaian tertinggi Rezza setelah sebelumnya mempersembahkan 2 Medali Perak bagi Papua di PON,” tutur Mama Juli, begitu dia disapa.

Hasil ini bagus tapi saya harap Rezza tetap rendah hati dan terus berlatih, targetmu Olimpiade itu harapan kami dari Papua. Buat Gina jalan masih Panjang, tapi ini awal yang baik bisa lolos sampai 1/8 final, sudah bagus, apalagi usanya belum 17 tahun, lanjut Mama Juli yang juga menjabat Sekwan DPRD Provinsi Papua.

Papua terkenal dengan sumber daya alam dan sumber daya di bidang olahraga. Kalau ada anak Papua perkuat Timnas di sepakbola, atletik, beladiri, dayung atau cabang olahraga lainnya itu biasa, tapi kalau panahan ini baru luar biasa. Keberhasilan panahan Papua tentunya tidak lepas dari dedikasi dan perjuangan Mama Juli Waromi selama 10 tahun membina Panahan di Papua. Terakhir catatan terbaiknya, Papua berhasil menyabet 2 Medali Perak di PON Papua. ( fw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *