BeritaHeadlineRegional

Menyapa dan Menyatu Dengan Alam Ala Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran

37

Berita Photo : 

Malaka – Tradisi ” Menyatu dan Menyapa Alam” yang sering dilakukan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran sebelum melakukan kegiatan Pemerintahan di Alam Terbuka seperti di Pantai Cemara Abudenok, Pantai Motadikin dan Pantai Taberek merupakan sebuah tradisi yang yang dilakukan setiap insan Ciptaan Tuhan di lingkungan alam terbuka selalu melakukan sapaan kepada alam Makluk Ciptaan Tuhan.

Ini bukan kegiatan untuk gagah-gagagan tetapi sudah sepantasnya dilakukan Insan Ciptaan Tuhan yang meyakini bahwa selain dirinya sebagai salah satu Ciptaan Tuhan masih ada makhuk ciptaan Tuhan lainnya yang harus dihargai, dihormati dimanapun dan kapanpun dirinya berada.

Tradisi menyapa dan menghormati alam ala Bupati SBS bukanlah sesuatu yang baru dalam tradisi Gereja Katolik. Setiap tahun Umat Katolik merayakan Pesta Kristus Raja Alam Semesta untuk memberikan penghormatan kepada Sang Pencipta Alam Raya dan memberikan penghormatan kepada Alam Ciptaan Tuhan melalui Pesta Gereja tersebut.

Kegiatan Menyapa Alam ala Bupati Malaka harus dilihat sebagai bentuk penghormatan kepada alam ciptaan Tuhan. Manusia hanya sebagian kecil dari Ciptaaan Tuhan ( Mikrokosmos), selain itu masih ada ciptaan Tuhan yang lain yang sangat besar dan banyak. Langit, bumi dan seluruh isinya ( Makrokosmos). Kedudukan manusia sebagai Mikrokosmos harusnya benar-benar menyadari bahwa selain dirinya masih ada ciptaan Tuhan lain yang harus dijaga dan dihormati sebagai sesama Ciptaan Tuhan dan harus dilihat sebagai saudara sesama Ciptaan Tuhan.

Manusia diberi akal budi untuk memanfaatkan alam Semesta tetapi bukan dengan cara merusak tetapi harus dilakukan dengan cara-cara beradap dan bertanggung jawab.

Bagi Anggota DeColores di Indonesia dan seluruh dunia tradisi menyapa alam seperti yang dilakukan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran merupakan tradisi yang harus dilakukan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan di alam terbuka sebagai bentuk penghormatan kepada alam sesama Ciptaan Tuhan.

Alam itu saudara dan sahabat manusia. Bila disapa sebagai saudara dan sesama Ciptaan Tuhan akan merasa senang dan mendukung setiap kegiatan yang dilakukan manusia kapanpun dan dimanapun.

” Bersama seluruh alam raya, langit bumi dan seluruh isinya; kami datang untuk memuji dan memuliakan Tuhan…. Kemuliaan Kepada Bapak Putra dan Roh Kudus… Seperti Pada Permulaan , Sekarang, Selalu dan Sepanjang Segala Massa Amin”, itulah doa singkat bersama Alam Raya memuji dan memuliakan Tuhan bagi saudara-saudara yang beragama Katolik. Bagi saudara yang beragama lainpun bisa melakukan hal sama untuk menyapa alam sesuai keyakinannya dan caranya masing-masing.

Jadi jangan heran, Walau Malaka diguyur hujan tujuh hari tujuh malam tanpa henti, bila dilakukan sapaan terhadap alam raya seperti yang dilakukan Bupati SBS dengan penuh keyakinan dan persahabatan maka alam akan mengikutinya. Dalam sekejab cuaca cerah dan matahari bersinar terang, kegiatan pemerintahanpun bisa berjalan lancar sesuai harapan. ( boni atolan – Anggota Pendiri dan Ketua DeColores Malaka)

 

Exit mobile version