Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menyebut penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ( PKS) antara Indonesia -Timor Leste di Kabupaten Belu – Provinsi NTT merupakan peristiwa kemanusiaan sehingga harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit terkait kegiatan kemanusiaan.
Wagub meminta agar peristiwa PKS tersebut harus dijadikan momentum kebangkitan bersama melakukan berbagai kegiatan konkret untuk kebaikan sesama tanpa dibatasi suku, ras,agama dan bangsa.
Permintaan itu disampaikan Wagub NTT, Josef Nae Soi disela Rapat Koordinasi Kerjasama PMI-CVTL, terkait Peningkatan Kapasitas Organisasi di Perbatasan di Wisma Indonesia Pos Perbatasan Motaain, Kabupaten Belu – Provinsi NTT, Selasa ( 26/4-2022).
Dikatakannya, momentum kerjasama tersebut sangatlah luar biasa. Karena secara sosio kultural, NTT dan Timor Leste punya kedekatan. Ada keserasian perasaan antara masyarakat kedua wilayah tersebut.
Wagub mengatakan kerjasama yang dilakukan saat ini merupakan peristiwa yang sangat luar biasa untuk kehidupan dan hidup umat manusia. ” Dengan kerjasama PMI dan CVTL ini, tentu kalau ada masyarakat Timor Leste di perbatasan yang alami bencana dan kekurangan yang harus dibantu PMI, wajib hukumnya PMI harus turun tangan. Begitu pun sebaliknya kalau masyarakat di Belu, Malaka, TTU, Kabupaten Kupang tertimpa kejadian luar biasa, pasti saudara-saudaranya di Timor Leste akan membantu,”
Lebih lanjut Wagub Nae Soi mengungkapkan kerjasama ini harus direalisasikan dalam kegiatan-kegiatan kemanusian sesuai dengan hukum humaniter yang menjadi dasar PMI baik dalam masa perang maupun damai.
” Sampaikan salam hormat dan profisiat kami kepada Presiden Timor Leste yang baru. Kita akan bicarakan lebih lanjut apa yang kita harus lakukan dalam jangka pendek,menengah dan jangka panjang untuk wujudkan perjanjian kerjasama ini,”tandas wagub.
Sekjen PMI, Sudirman Said dalam kesempatan yang sama mengungkapkan kegembiraan atas terselenggaranya kerjasama yang telah digagas sejak tahun 2020. Kegiatan kerjasama ini bukan hanya simbolik tapi lebih dari itu soal kesungguhan menjalin persahabatan kemanusiaan antara kedua negara yang mempunyai sejarah yang dinamis di masa lalu.
“Seluruh gerakan PMI adalah untuk melayani seluruh semesta. Bila terjadi sesuatu di negara manapun, maka itu menjadi masalah kita bersama. Begitupun dalam konteks kerjasama ini, sangatlah penting. Bila terjadi sesuatu di Timor Leste, PMI wajib membantu dan begitupun sebaliknya. Apalagi kedua negara sangat intens dalam hal pergerakan manusia, barang dan jasa. Perbatasan ini adalah perbatasan yang hidup. Kita mulai kerjasama dari yang kecil, dan kemudian bangun sesuatu yang lebih bermanfaat. Kerja sama ini harus betul produktif dan memperkuat persahabatan kedua negara,”jelas Sudirman Said.
Sekjen CVTL, Luis Pedro Pinto mengungkapkan kerjasama ini bukan sekadar kerjasama antara PMI dan CVTL, tapi lebih dari itu merupakan kerjasama antar pemerintah untuk merespon situasi bencana.
“Ini penting untuk kami. Kami apresiasi atas inisiatif yang luar biasa ini. Pemerintah kami sangat mengapresiasi kerjasama ini.
Ke depannya, kita berharap adanya dukungan otoritas dari kedua negara. Inisiatif ini sangat positif dan ini bisa jadi contoh bagi negara- lain di Asia khususnya ASEAN,” kata Luis Pedro Pinto.
Kerjasama antara PMI dan CVTL ini mencakup di antaranya penanggulangan bencana dan kesehatan, kesiapsiagaan, pengurangan resiko bencana, tanggap darurat, mobilisasi sumber daya, diseminasi dan diplomasi kemanusiaan di area perbatasan, migrasi dalam situasi normal dan bencana, pengembangan organisasi untuk kesiapan respon, volunter manajemen termasuk donor darah dan Management of The Dead (MoTD) atau manajemen jenasah saat bencana. Termasuk juga peningkatan organisasi dan masyarakat di wilayah perbatasan, kerjasama dengan otoritas terkait untuk mobilisasi sumberdaya saat kedaruratan.
Dalam kesempatan tersebut ditandatangani Perjanjian Kerjasama antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said dan Sekjen CVTL, Luis Pedro Pinto. Turut sebagai saksi dalam penandatanganan itu, Wagub NTT yang sekaligus Ketua PMI NTT, IFRC (Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit) Head of Country Cluster Delegation Indonesian and Timor Leste,Representative to ASEAN, Jan Gelfand dan ICRC (Komite Internasional Palang Merah) Head of Regional Delegation to Indonesia and Timor Leste, Alexandre Faite. ( sumber : flobamoraspot.com/boni)