Kalteng- Sampit – Ketika memasuki Kota Sampit – Ibu Kota Kabupaten Waringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah saya teringat arahan dan nasehat Bupati Perdana Malaka, Stefanus Bria Seran kepada jajaran Dinas PUPR Kabupaten Malaka dalam rapat kerja internal Pemda Malaka agar dalam merencanakan dan membangun jalan harus lurus dan tidak boleh bengkok, karena menurut SBS dalam arahannya bahwa bila bangun jalan yang bengkok sama dengan meninggalkan catatan sejarah yang bengkok bagi anak cucu di Rai Malaka dan akan terbawa secara turun temurun.
Bupati Perdana Malaka yang dikenal sebagai Kepala Daerah yang disiplin dan teliti itu bukan sekedar jadi pemimpin dibelakang meja dan hanya tunggu laporan staf tetapi terkadang secara mengejutkan meminta staf naik mobil langsung cek pekerjaan di lapangan, bila ditemukan ada pembangunan jalan raya yang bengkok langsung perintahkan kadis PUPR dan Kabid Bina Marga untuk bongkar dan luruskan jalan yang terlanjur dibangun bengkok.
Begitupun untuk kebersihan bahu jalan di Malaka ternyata tidak kalah dengan kebersihan bahu jalan di Sampit – Kalteng. Dalam pemerintahan SBS urusan kebersihan jalan merupakan agenda yang tidak bisa ditawar-tawar dan harga mati. Pemerintahan SBS selama 5 tahun kepemimpinan mampu membangun brand image yang positif bagi Kabupaten Malaka dibidang kebersihan bahu jalan. Setiap pengunjung yang mau masuk ke Malaka melalui jalur Selatan Pulau Timor ketika memasuki perbatasan Malaka – TTS di Wewiku pasti terkesan sudah memasuki wilayah Kabupaten Malaka karena dikenal dengan kebersihan bahu jalannya hingga Perbatasan Motamasin – Timor Leste.
Kembali ke Kota Sampit. Siapa yang tidak kenal Kota Sampit. Kota yang menjadi ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur ini terkenal karena menjadi jalur perlintasan antar kota di provinsi Kalimantan Tengah. Tak hanya itu, terdapat beragam objek wisata yang patut dikunjungi ketika mampir di Kota Sampit.
Perjalanan yang ditempuh dari Kabupaten Kotawaringin Barat menuju Kota Sampit kurang lebih 4 jam dengan jalur darat. Kondisi jalan yang dilalui menjadi faktor utama yang menentukan kapan Anda akan tiba di Sampit. Karena sebagian besar pengguna jalan adalah truk-truk pengangkut sawit, jadi jangan kaget jika sepanjang perjalanan akan dihadapkan dengan pemandangan truk besar, serta hutan perkebunan sawit yang tiada habisnya.
Kota Sampit terkenal dengan ikon Ikan Jelawatnya, ternyata banyak objek wisata lain yang patut untuk dikunjungi ketika berlibur.
Pantai Ujung Pandaran
Pantai Ujung Pandaran merupakan salah satu tujuan wisata yang paling diminati ketika berkunjung ke Sampit. Walaupun waktu yang ditempuh cukup lama—sekitar 2 jam dari pusat Kota Sampit, namun hal itu tidak menjadi masalah. Selain pasir putih yang menjadi andalan, pemandangan sunset di pantai Ujung Pandaran juga tidak kalah bagus dengan pantai lainnya. Di sekitar pantai juga sudah terdapat villa-villa yang dapat disewa dengan berbagai fasilitas dan harga yang ditawarkan.
Tugu Perdamaian Sampit
Tugu ini berada di pusat Kota Sampit. Jika Anda berangkat dari Kotawaringin Barat, pemandangan pertama ketika memasuki Kota Sampit, ya Tugu Perdamaian ini. Tugu Perdamaian ini dibangun sebagai komitmen dari semua elemen masyarakat Sampit untuk menjaga perdamaian setelah terjadinya konflik antar etnis pada tahun 2001. Awalnya tugu perdamaian Sampit disimbolkan dengan monumen kayu dengan ukiran khas Dayak. Namun sekarang sudah dipercantik dengan monumen beton tanpa merobohkan monumen kayu yang sudah ada sebelumnya.
Icon Ikan Jelawat
Pembangunan patung ikan Jelawat ini dilandasi oleh banyaknya ikan Jelawat yang berada di Sungai Mentaya atau sekitar kabupaten Kotawaringin Timur. Lokasi patung ikan Jelawat ini berada ditepian sungai Mentaya, jadi tidak heran jika anda akan menemukan banyak aktivitas warga di sekitar Sungai Mentaya. Tak hanya itu, lokasi Patung Icon Jelawat yang berada didekat dermaga kapal sehingga anda dapat melihat lalu lintas kapal besar yang mengangkut barang-barang pokok atau kapal besar yang membawa penumpang dari dan ke Sampit.
Telur Mata Gajah
Telur Mata Gajah merupakan jajanan ikonik khas Kota Sampit. Jadi jangan lupa mencoba makanan satu ini ketika berkunjung ke Sampit. Camilan ini sebenarnya mirip dengan olahan bakwan. Namun yang membedakan adalah penggunaan sayuran dalam adonan tak sebanyak bakwan, yaitu terdiri dari wortel dan daun bawang. Adonan telur mata gajah dicetak dalam cetakan khusus berbentuk lingkaran. Pada saat proses penggorengan, adonan tersebut diberi ceplok telur puyuh di bagian atasnya. Bentuk makanan ini menyerupai bola mata berukuran besar milik seekor gajah. Inilah alasan mengapa diberi nama telur mata gajah.
Kerupuk Ikan Pipih
Salah satu UMKM di wilayah Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat usaha rumahan dengan produk utamanya adalah kerupuk ikan pipih. Bahan baku utamanya adalah ikan pipih atau ikan belida. Kerupuk ikan pipih dapat dijadikan oleh-oleh Khas Sampit dengan harga yang lumayan terjangkau. ( *berbagai sumber)