(Untuk Kebutuhan Petani di Kletek – Malaka Tengah – Kabupaten Malaka Pemerintah Harus Bangun Sumur bor dan saluran tertier mulai Beanin hingga Wefatuk – Kletek)
Malaka – Pemerintah Kabupaten Malaka melalui Dinas PUPR dan Dinas Pertanian harus bersinergi membangun saluran irigasi tertier untuk melayani kebutuhan air irigasi di Kabupaten Malaka – Kawasan Perbatasan RI-RDTL.
Hingga saat ini para petani lahan basah masih kesulitan mengakses air irigasi karena minimnya saluran irigasi tertier yang dapat diakses petani sehingga berpotensi gagal tanam dan gagal panen setiap musim tanam.
Untuk mewujudkan rencana diatas pemerintah harus memiliki blu print rencana pembangunan saluran irigasi pada semua Daerah Irigasi ( DI) di Wilayah Kabupaten Malaka termasuk rencana penganggarannya sehingga persoalan klasik tentang kebutuhan air irigasi yang dialami petani setiap tahun dapat diatasi.
Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Malaka, Bernadette Luruk Seran, SP mengatakan hal itu kepada wartawan di Betun- Ibu Kota Kabupaten Malaka – Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis ( 2/2-2023).
Dewan Bernadette mengatakan persoalan air irigasi di Kabupaten Malaka yang langsung berbatasan dengan negara RI-RDTL merupakan persoalan yang sering dikeluhkan para petani lahan basah setiap tahun karena mereka tidak bisa mengakses air irigasi dari saluran primer lantaran tidak adanya saluran tertier yang bisa alirkan air ke lahan masyarakat.
” Kami dari DPRD Komisi 2 tetap menyuarakan persoalan ini agar mendapatkan atensi pemerintah. Setelah melakukan penelusuran bersama dinas PU dan Dinas Pertanian tahun lalu pada beberapa daerah pertanian lahan basah ditemukan persoalan yang dihadapi petani adalah saluran tertier untuk membagi air ke lahan masyarakat tidak memadai. Tragisnya, karena tidak bisa mengakses air irigasi maka petani membobol saluran primer supaya bisa mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhannya. Bila hal ini dibiarkan maka saluran irigasi primer bisa rusak dan banyak petani yang akan dirugikan dari aksi pembobolan itu”, ujarnya.
” Contoh konkritnya, tahun lalu saya bersama dinas PU dan Dinas Pertanian menelusuri saluran mulai dari Bakateu – Tabene Eterfou ditemukan saluran primer dibobol petani karena mereka susah mendapatkan air.
Saat itu saya sarankan ke dinas PU dan dinas Pertanian supaya segera membangun saluran tertier untuk membagi air ke lahan pertanian masyarakat. Bila saluran tertier tidak dibangun maka petani otomatis membobol saluran primer sehingga terjadi pemborosan air yang hanya dimanfaatkan segelintir petani dan sangat merugikan petani yang lain”bebernya .
Ditambahkannya, pembobolan saluran irigasi primer itu akan mengurangi debit air sehingga tidak bisa melayani petani lainnya di daerah Kletek – Malaka Tengah.
Dikatakannya, sesuai hasil pantauan di lapangan ternyata saluran air ke daerah Kletek belum tuntas dikerjakan oleh pemerintah . Dia melanjutkan , harusnya pemerintah fokus untuk melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan saluran irigasi hingga Kletek ( hilir) agar para petani disana mudah mengakses air irigasi.
” Komisi 2 memberikan apresiasi kepada Bupati Malaka bersama jajarannya turun ke lapangan untuk melakukan pembersihan saluran air irigasi belum lama ini. Sayangnya,
itu belum bisa menjawab semua kebutuhan akan air irigasi di daerah hilir karena belum ada saluran tertier yang memadai menuju ke Wefatuk -Kletek”, jelasnya.
Bernadette meminta dan mendorong pemerintah agar dalam pembangunan saluran tertier itu harus fokus dan tuntas. Dalam satu lokasi pembangunannya harus tuntas dan jangan setengah setengah baru pindah ke lokasi lain. Dalam konteks diatas harus alokasikan anggaran yang memadai melalui perencanaan yang matang sehingga bisa tuntas dan tidak menimbulkan persoalan bagi petani.
” Khususnya di Beanin saya minta supaya pengerjaan salurannya dilanjutkan hingga tuntas sampai di Kletek Wefatuk agar petani tidak mengalami kesulitan mengakses air irigasi setiap tahunnya. Di Wilayah Tabene – Kletek perlu dibangun juga sumur bor dan saluran tertier mulai Beanin hingga Wefatuk ( Kletek) hingga memudahkan petani mendapatkan air irigasi. Masih banyak petani di Kletek dan Tabene belum mengolah lahan pertaniannya karena tidak ada air irigasi yang memadai. Kalau masalah itu tidak ditangani secara tuntas maka bisa dipredikasi hasil Produksi padi MT 1 tahun ini bisa gagal panen atau produktifitasnya menurun”, ujarnya.
Kadis PUPR Malaka, Yohanes Nahak kepada wartawan mengatakan Dinas PUPR Kabupaten Malaka tetap memperhatikan kebutuhan petani agar bisa mendapatkan akses air irigasi dari DI Malaka sayap kiri dan kanan.
Nahak mengatakan pihaknya tetap memberikan perhatian dengan cara berkoordinasi dengan Pemprov NTT dan Pempus agar memberikan perhatian untuk pembangunan saluran irigasi yang memadai bagi rakyat di Perbatasan RI-RDTL.
” Tahun 2022 lalu Pemerintah membangun juga saluran irigasi Eturafou di wilayah desa Umakatahan hingga Tabene guna memudahkan petani mengakses air irigasi. Pemerintah tetap memperhatikan pembangunan Saluran irigasi sesuai ketersediaan anggaran yang ada”, ujarnya.
Kadis Pertanian Malaka melalui Kabid Sarana Prasarana, Ludovikus Asa kepada wartawan mengatakan pada tahun anggaran 2023 Pemerintah akan melanjutkan pembangunan Saluran Irigasi menuju desa Kletek sesuai harapan warga. Selain saluran, kata Ludo, pemerintah juga akan membangun sumur bor untuk membantu para petani di wilayah desa Kletek yang selama ini krisis air irigasi. (boni)