Malaka – Program Pacul tanah bagi rakyat di Kabupaten Malaka yang dicanangkan Pemerintah untuk membantu rakyat dengan alokasi luasan lahan yang dipacul per desa 1, 6 hektar pada tahun 2024 menjadi bukti nyata SN-KT tidak serius dan gagal mengurus program Swasembada Pangan bagi rakyat.
Dari alokasi anggaran dan luasan lahan yang diolah perdesa tahun 2024 menunjukkan SN-KT tidak memiliki kepedulian sama sekali untuk rakyat Malaka yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Bakal Calon Wakil Bupati Malaka, Henry Melki Simu ( HMS) mengatakan hal itu saat bertatap muka dengan warga desa Bakiruk – Kecamatan Malaka Tengah – Kabupaten Malaka – Provinsi NTT, Selasa (30/7-2024)
HMS yang juga Ketua Komisi 3 DPRD Malaka itu mengatakan dirinya merasa heran dengan kebijakan anggaran SN-KT dalam hal mengimplementasikan program Swasembada Pangan dimana pada tahun 2024 pacul tanah rakyat hanya dialokasikan per desa 1,6 hektar pacul tanah gratis.
” Ini bukti nyata SN-KT tidak paham dan tidak serius mengurus program Swasembada Pangan bagi rakyat. Ini aneh karena maunya swasembada pangan berhasil tetapi tidak ditunjang dengan anggaran yang memadai. Itu sama saja dengan tidak ada kebun tetapi rakyat harus panen untuk sukseskan program Swasembada Pangan”, ujarnya.
Dikatakannya, program Swasembada Pangan usungan SN-KT boleh dikatakan gagal total karena tidak memberikan dampak bagi masyarakat terkait ketersediaan pangan rakyat.
” Sejak SN-KT Pimpin Malaka harga jagung bisa melonjak hingga Rp 15 ribu per kg, itupun jagungnya tidak ada di pasaran. Untuk harga beras juga melonjak tinggi hingga Rp 18 ribu per kg di pasar eceran.
Ini beda sekali dengan harga jagung dan beras di jamannya SBS karena harga jagung paling tinggi Rp 3.500 /kg dimusim paceklik dan harga beras paling tinggi Rp 10-12 Ribu/kg di pasaran padahal saat itu rakyat Malaka juga lagi alami Pandemi Covid 19″, tambahnya.
Dijelaskannya, pada jaman SBS pimpin Malaka pada tahun Pertama ( 2016) SBS beli 15 Unit Traktor lahan kering dan tahun itu juga
olah lahan masyarakat seluas 634 ha. Dalam perkembangannya kata dia, SBS-DA beli lagi 38 unit traktor, beli lagi 4 unit menjadi 57 unit dan terakhir beli lagi 3 unit sehingga pada tahun 2020 SBS sudah tinggalkan 60 unit traktor lahan kering. Dampak dari itu, kata dia, di jaman SBS-DA rakyat tidak pernah lapar atau kekurangan pangan.
” Saya harus katakan secara jujur, salah satu alasan saya tinggalkan SN-KT dalam Pilkada 2024 karena mereka tidak komitmen sesuai janji untuk mengurus rakyat dibidang pertanian. Rakyat saat ini sudah pintar untuk membandingkan dua calon pemimpin dan dimana-mana rakyat mengatakan SBS masih yang terbaik memiliki komitmen mengurus rakyat terutama dibidang pertanian”, bebernya.
Dia mengatakan dirinya memutuskan berpasangan dengan SBS dalam Pilkada Malaka 2024 karena SBS memiliki komitmen dan integritas tinggi untuk mengusung program-program pro rakyat seperti dibidang pertanian dan kesehatan serta infrastruktur ekonomi dan pembangunan SDM.
” Apa artinya kita memiliki gedung megah tetap rakyat Malaka lapar di tanah yang subur. Ini salah urus dan harus diakhiri. Hal itu hanya bisa berubah bila dalam pilkada Malaka 2024 rakyat Malaka memilih calon pemimpin yang benar-benar mencintai dan mengusung program-program pro rakyat, dan hal itu hanya ada dalam diri SBS-HMS”, tandasnya. ( boni)