Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Headline

Momen Haru Ansar Ahmad jadi Khatib Idul Fitri 1444 H…

88
×

Momen Haru Ansar Ahmad jadi Khatib Idul Fitri 1444 H…

Sebarkan artikel ini

Radarmalaka.com, Batam – Suasana haru mewarnai para jamaah Masjid At-Taubah, Perumahan Bambu Kuning, Kelurahan Bukit Tempayan, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, tatkala Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, mengajak para jamaah untuk mengingat pengorbanan orang tua yang tak pernah lelah berjuang dan berkorban demi keluarga.

Butiran air bening mengalir di wajah Ansar, saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri 1444 H di masjid tersebut, Sabtu, 22 April 2023. Shalat Idul Fitri di Batu Aji ini diimami oleh Syekh Syed Muhammad Zahir Al Hafizh.

Ribuan masyarakat hadir mengikuti momen shalat Idul Fitri bersama Gubernur Kepri dalam kesempatan ini.

Dengan penuh penghayatan, Ansar membawakan khotbah tentang pentingnya setiap individu sebagai anak dari seorang orang tua untuk mengingat peran kedua orang tua dalam membesarkan anak.

“Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, kita terlahir sebagai manusia muttaqin, sesuatu predikat yang teramat agung yang semestinya kita dapatkan, sebagai hadiah dari hasil perjuangan kita selama bulan Ramadhan,” kata Ansar.

Insan muttaqin adalah insan yang paripurna, kata Ansar, insan yang secara individu terukur kesalehannya, ketaatannya kepada al-kholik penciptanya, taat ibadahnya siang dan malam, terjaga dirinya dari kemaksiatan, kemungkaran.

“Namun, seorang muttaqin juga harus menjelma sebagai pribadi yang penuh cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah SWT. Terutama cinta kasih terhadap kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita, walaupun saat-saat seperti ini mungkin keduanya tak pernah dapat melihat lagi keberhasilan anak-anaknya,” kata Ansar.

Ayah dan ibu bagi Ansar adalah dua insan yang sangat berjasa, lewat keduanya manusia dilahirkan di dunia ini. Keduanya menjadi sebab seorang anak mencapai surga. Do’a mereka ampuh, kutukannya juga manjur.

Ibu telah mengandung selama 9 bulan, dengan penderitaannya yang berganda untuk melahirkan sang anak. Ibu mengandung dalam keadaan susah dan melahirkan dalam keadaan payah. Umur kandungan yang bertambah semakin menambah berat baginya. Ketika melahirkan seolah-olah kematian di depan matanya.

“Tapi, ketika ia melihat sang bayi di sisinya, sirna dengan cepat semua rasa sakit dan susahnya. Dia gantung kepada sang anak semua harapannya. Dia melihat pada diri si anak ada cahaya hidup dan keindahannya,” kata Ansar.

Adapun sang ayah, karena anak, dia menjadi penakut dan kikir. Dia berusaha untuk si anak, agar sang buah hati tidak tersakiti, dia berpindah-pindah bepergian jauh, bekerja tanpa lelah, kalaupun lelah tak begitu dirasakannya, kadang siap berkorban nyawa bahkan kadang tergadai sedikit imannya.

Demi sesuap nasi kehidupan untuk diberikan kepada anaknya. Ayah merawat dan mendidik, jika si kecil datang padanya, sang anak merasa senang dan dia pun senang. Jika sang ayah pulang dalam keadaan lelah, namun setelah melihat anaknya, terasa hilang semua kepenatan dan kepahitan hidup yang barusan di hadapannya.

“Itulah mereka berdua dan itulah kita sang bayi dan anak kecil yang dulu manja dan kadang menyusahkan hati kedua orang tua kita. Maka sudah menjadi keharusan untuk kita berbuat baik kepada keduanya,” ujar Ansar.

Di momen yang fitri ini, Ansar mengajak jamaah yang hadir untuk bersimpuh memohon kepada Allah SWT untuk mengampunkan dosa orang tua.

“Bagi orang tua yang masih bersama kami, usainya shalat ini, kami akan bersimpuh di kaki mereka ya Allah, bermohon ampun dan maaf kepada keduanya. Bagi kedua ibu bapak kami, yang telah engkau panggil ke hadiratmu, kami kirimkan dan kami titipkan do’a buat mereka, begitupula bagi ibu dan bapak kami yang saat ini jauh dari kami ya Allah. Kami sampaikan dan kami kirimkan pula do’a semoga mereka senantiasa di bawah Allah SWT,” kata Ansar.

Usai shalat Idul Fitri, Ansar bersilaturahmi dengan masyarakat Batam yang hadir dan kembali menuju Kota Tanjungpinang untuk bersilaturahmi dengan masyarakat di Gedung Daerah.

Editor: Budi Adriansyah
Penulis: Jlu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *