HeadlineLintas Provinsi

Menteri Kebudayaan Kunjungi Kepri, Tekankan Pentingnya Pelestarian Budaya

185

Radar Malaka, Tanjungpinang – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melakukan kunjungan kerja ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Kepulauan Riau (Kepri) di Kota Tanjungpinang pada Senin, 10 Maret 2025.

Dalam acara tersebut, Fadli Zon ditemani oleh Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, Gubernur Provinsi Kepri Ansar Ahmad, Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah, serta Kepala BPK IV Jumhari.

Dalam pidatonya, Fadli Zon menyatakan bahwa kedatangannya merupakan respon terhadap undangan dari Gubernur Kepri.

“Saya hadir berdasarkan undangan dari Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan yang telah diajukan dan kepastian yang diberikan kepada saya untuk mengunjungi Tanjungpinang,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon menekankan urgensi pemberian perhatian khusus terhadap Pulau Penyengat yang terkenal sebagai tempat kelahiran bahasa Indonesia.

“Saya meyakini bahwa upaya khusus perlu diberikan pada Pulau Penyengat, sebuah tempat yang menjadi asal bahasa Indonesia. Di sana terdapat pahlawan nasional dan kumpulan naskah bersejarah, juga masjid Kesultanan Riau Lingga yang masih utuh,” terang Fadli Zon.

Fadli Zon juga menyoroti berbagai potensi situs cagar budaya di Kepri yang memerlukan perhatian serius.

“Masih terdapat banyak potensi situs cagar budaya di Kepulauan Riau, termasuk kedalaman cagar budaya bawah laut, artefak kapal tenggelam,” tambah Fadli Zon.

Dalam pengelolaan warisan budaya tersebut, Fadli Zon menegaskan perlunya dedikasi ekstra. Tugas-tugas di ranah Kebudayaan di Indonesia sangatlah beragam, mulai dari elemen-elemen konkret (bermateri) hingga abstrak (tanpa materi). Khususnya, masih tersisa banyak warisan dari masa kejayaan kerajaan dahulu, sebab negara Indonesia amatlah kaya, dengan keanekaragaman budaya dan ekspresi budaya yang luar biasa, sehingga dijuluki sebagai mega diversitas.

Fadli Zon juga menegaskan peran vital budaya dalam pembangunan nasional. Beliau menegaskan bahwa budaya harus dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan, hal ini amat penting, terutama di Kepri yang merupakan tempat lahirnya bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan, salah satu dari Trikora.

“Tanpa bahasa, persatuan sulit tercapai. Para perintis bangsa telah membuat keputusan tepat dengan memilih bahasa Indonesia sebagai pengikat kesatuan,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon secara spesifik menyatakan kepentingan Pulau Penyengat dalam cerita bahasa Indonesia.

“Daya tarik bahasa Indonesia harus kita jagalah, Penyengat adalah pusat gravitasi bahasa Indonesia, di situlah Raja Ali Haji menciptakan Gurindam Dua Belas,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon menutup pidatonya dengan menekankan pentingnya kerjasama dalam upaya pelestarian warisan budaya.

“Karena budaya bersifat luas, maka kerjasama dari seluruh pihak amatlah diperlukan,” tegas Fadli Zon.

Editor: Budi Adriansyah
Penulis: Jlu

Exit mobile version