Radarmalaka.com, Bintan – Lurah Sei Lekop Raja Risnanda Putra, mengklarifikasi terkait isu yang beredar di salah satu media online, soal Lurah Sei Lekop menyebut, bahwa Kerupuk Sentra yang berada di Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan, Bintan Timur, Kabupaten Bintan, tidak pernah diekspor.
“Saya selaku lurah menyatakan, saya tidak pernah menyampaikan, bahwa kerupuk atau hasil kerupuk yang dibuat oleh ibu-ibu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Sei Lekop itu tidak pernah diekspor,” kata Nanda pada Radarmalaka.com melalui pesan suara Whatsapp, Rabu, 5 Juli 2023.
Nanda mengaku kesal kepada wartawan salah satu media online yang menulis dan membuat judul berita ‘Roby Kurniawan Terkesan Pembohongan Publik Tentang Ekspor Kerupuk, Lurah Sei Lekop: Hasil Produksi Sentra Kampung Kerupuk Modern Belum Pernah Diekspor’.
“Saya katakan kepada wartawan itu, kerupuk itu pernah diekspor tetapi tidak skala besar. Maka dari itu, saya merasa cukup keberatan jika ada salah satu media yang menulis ucapan saya, dengan mengatakan kerupuk itu tidak pernah diekspor,” tegas purna Praja STPDN 2017 ini.
Merek Komunal dari Kemenkumham serta Ekspor ke Malaysia dan Singapura…
Saat ini, Kampung Kerupuk Ikan Sei Lekop semakin menunjukkan eksistensinya. Setelah dilakukan revitalisasi ruang produksi, kapasitas produksi terus meningkat dan sekarang sentra ini mendapatkan hak kekayaan intelektual berupa Merek Komunal dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Sertifikat Merek Komunal Sentra Industri Kerupuk Kabupaten Bintan ini langsung diserahkan oleh Menteri Hukum dan Ham Yasonna Laoly, yang disaksikan oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, di ajang IP Tourism 2023 di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Sabtu, 17 Juni 2023.
Demikian pula dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP), keberadaan Kampung Kerupuk ini sukses memikat hati tim penilai, karena merupakan salah satu inovasi yang memecahkan masalah kebutuhan dasar, yaitu perekonomian dan kemiskinan.
Dengan telah direvitalisasinya rumah dan ruang produksi, maka Industri Kecil Menengah (IKM) menjadi stabil dan produktif.
“Kerupuk Tamban dari sentra kerupuk ikan ini juga telah masuk dan rutin dikirimkan ke malaysia,” ungkap Ketua Sentra Ika Habiati, selaku owner dari Kerupuk IK Berkah.
Ika mengatakan, ekspor kerupuk ikan telah rutin dilakukan ke Malaysia, meskipun jumlahnya belum signifikan, baru sekitar 50 kg/bulan. Demikian juga dengan penjualan ke Singapura.
Dan berdasarkan informasi dari Ketua Koperasi Sentra Kerupuk Ikan Ratna, yang juga owner Kerupuk Tiga Warna mengatakan, melalui reseller yang ada, produk ini telah dapat dinikmati oleh negara tetangga.
Sebagai upaya terus mendorong eksport yang lebih besar, pemerintah juga membuka akses pelaku IKM untuk lebih dikenal melalui Alibaba.com, dengan mempersiapkan 5 dapur yang memiliki standard Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) atau manajemen sistem keamanan pangan agar terhindar dari bahaya keracunan makanan pada konsumen, sehingga produknya siap eksport.
“Diharapkan, produk kerupuk ini semakin dikenal luas, karena untuk sekarang, buyer terbesar berasal dari Provinsi Riau dan juga Kota Batam,” kata Ratna.
Selain itu, kata Ratna lagi, pembeli juga berasal dari Jawa, Sumatera Barat, Medan dan pulau-pulau di Kepri. Namun, perlu tata kelola yang baik untuk menghasilkan produk yang baik dan berdaya saing. Juga perlu komitmen dan keuletan untuk menghasilkan perubahan.
“Semoga keberadaan Kampung Kerupuk Modern di Sei Lekop ini, dapat menginspirasi desa dan kampung lainnya untuk menghasilkan produk yang berdaya saing,” tandas Ratna.
Editor: Budi Adriansyah