Sampit -Kalteng, Saya sangat terkejut dan kagum ketika berkunjung ke beberapa titik perkebunan kelapa sawit yang menyebar di Kabupaten Kota Waringin Timur – Provinsi Kalimantan Tengah memanfaatkan Waktu libur karyawan perkebunan Sabtu dan Minggu pekan lalu.
Berangkat dari Sampit, ibu Kota Kota Waringin Timur memakan waktu normal kurang lebih 5 jam perjalanan dengan rincian Sampit – Simpang Sebabi 2,5 Jam dan selanjutnya Simpang Sebabi- menuju lokasi perkebunan terjauh di Km 11 Divisi2 PT Karya Makmur Abadi (KMA ) memakan waktu kurang lebih 2,5 Jam Perjalanan menggunakan mobil.
Ruas jalan Sampit – Simpang Sebabi merupakan ruas jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kota Waringin Timur ( Kotim) dengan Kabupaten Kota Waringin Barat ( Pangkalanbun) dengan jarak tempuh kurang lebih 5 – 6 jam perjalanan menggunakan mobil.
Nama Simpang Sebabi tentunya sangat akrab dengan ribuan tenaga kerja kelapa sawit di Kota Waringin Timur karena jadi pintu masuk ke kawasan perkebunan sawit milik beberapa perusahaan kelapa sawit terbesar di Kalteng.
Belum terkonfirmasi apa alasan Pemberian Nama jalan Simpang Sebabi itu disematkan. Namun yang pasti, pada ruas jalan itu terdapat jalan berleter “T” seperti jalan simpang tiga untuk memasuki Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit dalam satu hamparan besar.
Memasuki kawasan perkebunan , dari jalan utama Simpang Sebabi menuju lokasi perkebunan menempuh jarak kurang lebih 500 meter melalui jalan Kabupaten. Pada kiri kanan jalan sudah memasuki kawasan Perkebunan Kelapa Sawit milik PT Willmar Group yang membawahi 18 anak perusahaan kelapa sawit.
Saat memasuki kawasan perkebunan kami melewati jalan utama yang dibangun perusahaan dengan lebar jalan kurang lebih 10 meteran sebagai akses keluar masuk lokasi perkebunan yang menghubungkan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Di kiri kanan jalan terbentang ribuan hektar kebun kelapa sawit milik perusahaan sehingga terkesan sawit benar-benar jadi primadona warga Kalteng.
Setelah Willmar Group yang membawahi 18 anak Perusahaan kami memasuki Sinar Mas Group, lalu melewati hamparan kebun milik perusahaan MSM baru memasuki Kawasan Perkebunan milik PT Karya Makmur Abadi ( KMK) sebagai destinasi akhir perjalanan.
Bagi orang baru tentu memasuki kawasan perkebunan sawit milik perusahaan-perusahaan diatas bukanlah pekerjaan mudah karena semua jalan yang dibangun lurus dengan lebar jalan yang sama dan teratur, terlebih dengan bentangan tanaman sawit dengan jarak yang sama sehingga membingungkan pengunjung baru yang datang ke wilayah itu.
Aktifitas pekerjaan di kebun sawit oleh karyawan juga dilakukan secara terencana sesuai rencana kerja masing-masing perusahaan sehingga tidak mudah bertemu para pekerja sepanjang jalan utama.
Bila ada panenan hanya terlihat truk-truk pengangkut sawit dari lokasi panen menuju pabrik pengolahan sawit yang dimiliki masing-masing perusahaan didalam lokasi perkebunan sawit untuk diolah menjadi minyak goreng yang selama ini kita konsumsi (*)