Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaHeadlinePolitikRegional

Jagung Muda Masuk Dari Kupang, Jagung dan Dedak Masuk Dari Bima – Itu Bukti Program Swasembada Pangan SN-KT Gagal di Malaka

60
×

Jagung Muda Masuk Dari Kupang, Jagung dan Dedak Masuk Dari Bima – Itu Bukti Program Swasembada Pangan SN-KT Gagal di Malaka

Sebarkan artikel ini

Malaka – Program Swasembada Pangan yang diusung SN-KT selama empat tahun terakhir benar-benar gagal dan tidak berdampak pada ketersediaan pangan yang memadai bagi rakyat.

Untuk urusan kebutuhan jagung muda saja rakyat Malaka harus datangkan dari Kupang. Sementara untuk kebutuhan jagung dan dedak warga Malaka harus datangkan dari Bima -NTB.
Itu bukti nyata Pertanian di Malaka tidak maju dan Program Swasembada Pangan usungan SN-KT benar-benar gagal di Malaka.

Pelaku usaha di Betun, Fritz Oematan mengatakan hal itu, Sabtu (28/9-2024).

Fritz mengatakan di Pusat Kota Betun setiap minggu warga datangkan jagung muda dari Kupang padahal potensi luas lahan kita sangat luas dan subur untuk tanam jagung.

Dia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan jagung dan dedak ( pakan ternak) warga harus mendatangkan containeran setiap minggu dari Bima-NTB padahal daerah Malaka bisa dikembangkan menjadi sentra produksi jagung.

” Saat ini orang Kupang masukkan jagung di Malaka. Jagung dan dedak harus beli dari Bima – NTB. Tiap minggu kontainer masuk bawa jagung dan dedak dari NTB . Ini bukti pertanian Malaka tidak maju dan rakyat semakin susah”, ujarnya.

” Kita patut sayangkan sebanyak 60 unit lebih traktor lahan kering milik pemerintah tidak diurus dengan baik. Menurut informasi saat ini hanya tinggal 7 unit traktor yang baik, lainnya ditelantarkan dan tidak diperbaiki pemerintah”, bebernya.

Dikatakannya, untuk memenuhi kebutuhan traktor lahan kering masyarakat harus minta dari Belu dan TTU untuk olah tanah.

” Traktor dari TTU dan Belu saat ini masuk ke Malaka atas permintaan masyarakat karena di Malaka tidak ada traktor untuk olah tanah rakyat. Bagaimana kita bisa katakan program swasembada pangan berhasil?”, tanya Fritz.

Dikatakannya, salah satu solusi yang ditawarkan yakni ganti bupati dan wakil Bupati Malaka melalui Pilkada Malaka 2024.

” Rakyat harus pilih SBS-HMS melalui Pilkada 27 November supaya bisa mengurus rakyat di bidang pertanian. SBS- HMS sudah terbukti dan memiliki komitmen untuk membangun pertanian di Malaka”, tutupnya. ( boni)