Radarmalaka.com, Tanjungpinang – Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungpinang telah menggalakkan kembali upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat.
Pembersihan saluran drainase dan lingkungan pemukiman bukanlah satu-satunya fokus Penjabat (Pj.) Wali Kota Tanjungpinang, Hasan. Dia kini menggerakkan swadaya masyarakat untuk membersihkan sampah di kawasan pesisir.
Ada beberapa wilayah di Tanjungpinang seperti Tanjung Unggat, Kampung Bulang, Penyengat, Kampung Bugis, Senggarang, Pelantar 1, Pelantar 2, Pelantar 3, dan sekitarnya yang merupakan kawasan pesisir rentan terjadi penumpukan sampah sisa pasang air laut.
Menanggapi hal ini, Hasan mengatakan bahwa pasang surut merupakan proses alam yang tidak dapat dielakkan, namun penumpukan sampah yang terbawa arus pasang, dapat disikapi secara bijaksana oleh pemerintah bersama masyarakat.
“Oleh sebab itu, kita mulai melaksanakan kegiatan pembersihan sampah di kawasan pesisir. Sampah-sampah yang terbawa arus pasang, dan menumpuk di pesisir, jika terus dibiarkan akan menimbulkan dampak gangguan kesehatan,” ucap Hasan.
Hasan juga mengimbau masyarakat di kawasan pesisir agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan tidak membuang sampah ke laut.
Sebagai wujud perhatiannya terhadap upaya menjaga kebersihan di kawasan pesisir, melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Tanjungpinang terkait, Hasan menggerakkan swadaya masyarakat untuk membersihkan sampah di sejumlah kawasan pesisir.
Selain membersihkan dan mengangkut sampah yang terbawa arus pasang di kawasan pesisir, Pemkot Tanjungpinang juga mengangkut sampah di perairan dengan mengoperasikan perahu pengangkut sampah.
Kegiatan pembersihan sampah di kawasan pesisir akan terus dilaksanakan seiring dengan upaya membangun PHBS masyarakat.
Di tengah hujan, pada Rabu, 8 Mei 2024 pagi, Hasan turut terlibat dalam kegiatan pembersihan sampah di kawasan pesisir Pelantar 1.
Untuk menghambat dan mengurangi volume sampah yang terbawa arus pasang hingga ke pemukiman warga, Hasan memerintahkan pemasangan jaring.
“Dengan adanya jaring, sampah yang terbawa arus pasang akan tersangkut. Hingga memudahkan proses pembersihan, dan mengurangi volume sampah di sekitar pemukiman penduduk,” terang Hasan.
Hasan juga menegaskan bahwa kebersihan lingkungan dan faktor kesehatan anak, sering kali berkaitan erat dengan terjadinya kasus stunting.
Sanitasi lingkungan yang buruk, jelas Hasan, merupakan faktor tidak langsung yang dapat meningkatkan kemungkinan stunting dan kondisi lingkungan yang tidak sehat dapat menjadi pemicu penyakit yang pada akhirnya dapat menurunkan status gizi balita.
“Ada penelitian yang menyatakan adanya korelasi antara kesehatan lingkungan, dengan kasus stunting. Faktor lingkungan yang bersih dan sehat, secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan anak. Gerakan kebersihan lingkungan merupakan salah satu upaya untuk menekan angka stunting di Tanjungpinang,” ujar Hasan.
Gerakan gotong royong bersama jajaran aparatur Pemkot Tanjungpinang dan masyarakat, yang sudah dilakukan Hasan sejak menjabat Pj. Wali Kota Tanjungpinang September tahun lalu, tidak hanya berdampak pada terciptanya kebersihan lingkungan tapi juga berdampak pada turunnya angka prevalensi stunting di Tanjungpinang.
Angka prevalensi stunting di Tanjungpinang pada tahun 2023 turun menjadi 15,7 persen setelah tahun sebelumnya berada pada angka 18,8 persen.
“Penekanan angka stunting tidak hanya kita lakukan melalui pemberian susu, tambahan makanan bergizi, dan kegiatan medis lainnya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta kebersihan lingkungan juga memiliki pengaruh pada kesehatan balita. Kita akan konsisten melaksanakan kegiatan gotong royong bersama OPD dan masyarakat,” tegas Hasan di tengah hujan di Pelantar 1.
Editor: Budi Adriansyah
Sumber: Diskominfo Kota Tanjungpinang