Tindakan Spontanitas dari generasi muda yang bermukim di wilayah Jawa Timur ( Jatim) menginisiasi acara sarasehan budaya patut diapresiasi.
Bermula dari diskusi santai, sekelompok anak muda Jawa Timur berkumpul dan berbincang santai di suatu tempat di lembah gunung Penanggungan Mojokerto. Dalam candaan dan perbincangan ini mencetuskan kegiatan sarasehan budaya yang sebelumnya sudah mendatangi tokoh spiritual budaya dan masyarakat Jolotundo yaitu Mbah Gatot Hartoyo meminta petunjuk dan arahan terkait kegiatan tersebut.
Dalam arahannya Mbah Gatot mengatakan sebaiknya diadakan sarasehan dan silahturami pelaku, penggiat dan pemerhati spiritual dan budaya dan direspon positif kaum milenial Jatim.
Dalam hitungan 4 hari setelah mendapatkan arahkan itu maka terwujudlah acara yang dikemas dalam “Sarahsehan Budaya & Ajang Silahturami’.
Cak Gianto, salah satu dari penyelenggara mengungkapkan kepada wartawan Radar Malaka, Senin (31/1-2022) bahwa acara yang digelar merupakan langkah awal yang masih jauh dari sempurna, karena berasal dari suatu kespontanitasan teman-teman generasi muda budaya, untuk itu perlu masukan dan saran demi kebaikan bersama.
” Adapun sasarannya : himpunan dari ormas, paguyuban, padepokan penggiat dan peduli budaya yang ada di Jawa Timur”, tandasnya.
Sementara itu Ketua LKRI Jawa Timur, Cak Gianto mengatakan tujuan acara ini untuk mengangkat kembali nilai-nilai ajaran leluhur dan melestarikannya .
” Kita mengapresiasi dan mendukung inisiator acara dari kaum milenial Jatim karena mereka memiliki kepedulian yang besar untuk melestarikan budaya”, ujarnya.
Terpisah, tokoh masyarakat dan budaya Jolotundo, Mbah Gatot Hartoyo mengatakan bahwa masih banyak peristiwa sejarah leluhur yang perlu diluruskan seperti Sumpah Amukti Palapa dari Mahapatih Gajah Mada itu bukanlah suatu peperangan yang menaklukkan daerah atau menjajah tetapi tindakan penyelamatan keutuhan kerajaan Majapahit dengan kata lain adalah melakukan pencegahan disintegrasi bangsa.
” Persatuan dan kesatuan saat itu penting untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di kerajaan Majapahit ini”, imbuhnya.
Ki Untung perwakilan dari Jogo Budoyo Leluhur Surabaya disela acara sarasehan tersebut berharap kegiatan yang sama harus direncanakan dan berkesinambungan sebagai sarana pembelajaran generasi muda.
” Kedepannya agar acara seperti ini tetap digelar dan ditata dengan baik dan fokus sehingga dapat diaplikasikan generasi muda millenial di Jawa Timur khususnya dan generasi muda Indonesia pada umumnya”, ujarnya.( eman)