Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Headline

Demokrat Pimpinan AHY Sedang Berada Di Persimpangan Jalan ( Catatan Dr. Ahmad Atang ,Msi – Pengamat Politik Asal NTT*)

122
×

Demokrat Pimpinan AHY Sedang Berada Di Persimpangan Jalan ( Catatan Dr. Ahmad Atang ,Msi – Pengamat Politik Asal NTT*)

Sebarkan artikel ini

Partai Demokrat sejatinya merupakan partai papan atas yang relatif bersih, dinamis dan prospektif. Namun ketika diperhadapkan dengan masalah  baik internal maupun eksternal justru membuat Demokrat tidak berdaya.

Ketika terjadi pembangkangan internal oleh kadernya sendiri dengan digelarnya munaslub dan terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum, elit Demokrat kehabisan energi untuk merebut kembali partai melalui jalur hukum dan hingga saat ini Demokrat aman di tangan Cikeas.

Dalam perjalan partai pada tataran konsolidasi internal melalui muswil dan musda di berbagai daerah terjadi resistensi akibat adanya otoritatif DPP yang menunjuk figur semaunya tanpa memperhatikan mekanisme demokrasi yang berlangsung pada muswil dan musda.

Suara terbanyak tidak otomatis jadi ketua DPW maupun DPD.
Kondisi ini memperpanjang dan memperparah catatan panjang dinamika Demokrat di level pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Fenomena tersebut di atas memberikan gambaran bahwa demokrat sedang mengalami problem leadershif. Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti  Yudoyono sedang berada di persimpangan jalan.

Management kepemimpinan AHY tidak cukup kuat dan mumpuni untuk meredam dinamika internal dan menaikan standing politik Partai Demokrat di mata kawan maupun lawan. Demokrat sedang berjalan tanpa ideologi yang dapat menyatukan kader dan simpatisan.

Demokrat lahir dari suatu situasi emergensi politik bukan tuntutan politik untuk hadir maka dia besar dan dibesarkan karena kekuasaan dan dia runtuh karena tidak berkuasa lagi.
Demokrat dipandang tidak memiliki nilai tawar dalam koalisi. Saatnya Demokrat berbenah diri mumpung masih ada waktu dan belum terlambat

Dalam proses konsolidasi organisasi, Demokrat terlihat tidak memiliki semacam rol of the game yang berbentuk juklak atau juknis untuk menjadi panduan bagi elit lokal dalam melakukan sirkulasi kepemimpinan. Kasus pencopotan pengurus Demokrat di NTT oleh pimpinan DPD I sebagai argumen. Belum lagi banyak kader potensial yang mulai eksodus dan ke partai lain. Demokrat tidak bisa melihat ini sebagai hal yang biasa tetapi kejadian luar biasa yang memperburuk citra partai.

Ini fenomena setali tiga uang karena apa yang dibuat oleh DPP dalam mencopot kader potensial diikuti juga oleh DPD I.
Maka tidak mengherankan jika Demokrat justru dikelola sesuai selera para elit. Ini yang membuat Demokrat bukan partai transformatif tetapi partai investasi. *) Dr. Ahmad Atang, Msi – Pengamat Politik Asal NTT Tinggal di Kota Kupang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *