Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Headline

Atlet Muda Panahan Berjaya di Sea Games, Ini Kata Dr.Alman Hudri,M.Pd.

103
×

Atlet Muda Panahan Berjaya di Sea Games, Ini Kata Dr.Alman Hudri,M.Pd.

Sebarkan artikel ini

Hanoi: Tim Panahan Indonesia menjadi penyumbang medali terbanyak pada lanjutan Sea Games ke-31 Vietnam yang berlangsung di Hanoi Sports Training and Compettion Center, Rabu (18/5). Sebanyan 4 emas dan 1 perak disabet Tim Garuda Nusantara.

Disaksikan Ketua Umum KONI Letjen TNI (Pur) Marciano Norman, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi, Wakil Gubernur NTT yang juga menjabat sebagai Ketua KONI NTT, Josef Nae Soi dan sejumlah Ketua KONI Propinsi, Tim Garuda Nusantara membayar tuntas target Pemerintah untuk membawa pulang 3 Medali Emas.

Menyajikan pertandingan di 5 nomor bergengsi Recurve, Indonesia absen di nomor Women Team. Recurve merupakan nomor Olimpiade, selain Women Team ada nomor, Individual Men, Individual Women, Team Men, Team Women dan Mixed Team. Andai Kemenpora mengijinkan 3 atlit putri diserta dalam ke Vietnam, tidak menutup kemungkinan Medali Emas di Divisi Recurve disapu bersih anak-anak Nusantara.

Emas pertama dipersembahkan Men Team yang diperkuat trio pemanah Riau Ega Agata Salsabilla (Jatim), Arif Dwi Pangestu (DIY), Alviyanto Bagas Prastiyanto (Jateng), menang 6-2 atas Duc Anh Chu, Duy Nguyen, Van Linh Nong (Vietnam).

Berpasangan dengan pendatang baru asal Papua Rezza Octavia, Riau Ega Agata Salsabilla mendapat Medali Emas di Mixed Team, mengalahkan pasangan Syaqiera Mashayikh – Khairul Anuar Mohamad (Malaysia) dengan skore 6-2.

Di nomor Individual Women, Rezza Octavia kembali mendulang Medali Emas, setelah mengalahan Narisara Khunhiranchaiyo (Thailand) dengan skore 6-2.
Dua Medali Emas diperoleh Mahasiswi Universitas Diponogoro Semarang, meskipun ini Sea Games pertama yang diikutinya.

Partai terakhir Individual Men terjadi All Indonesian Final yang mempertemukan Riau Ega Agata Salsabilla vs Arif Dwi Pangestu. Kemenangan Arif atas Riau 6-2 menjadi sejarah dalam kariernya di Sea Games Vietnam, meraup 2 keping Medali Emas dan mencatatkan namanya sebagai peraih Medali Emas dalam dua Sea Games berturut-turut. Catatan yang sama dengan seniornya Riau Ega Agata Salsabilla.

Penanggung Jawab Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PB PERPANI, Dr.Alman Hudri,M.Pd.melihat capain PERPANI kali ini terjadi lompatan yang luar biasa, diluar ekspektasinya. Hadirnya pemain muda kali ini memberikan harapan bagi PERPANI dalam menatap Asean Games dan Olimpiade mendatang.

Menurut Alman yang pernah menjabat Sekjen PERPANI, sisi lain yg harus kita benahi adalah sistem pembinaan yang harus berlangsung secara terus menerus berkesinambungan sepanjang tahun, dengan melibatkan atlet-atlett muda berbakat. Untuk itu Panahan harus sudah punya Pusat Pendidikan dan Latihan Nasional (PUSDIKLATNAS) sendiri seperti Bulutangkis, Pencaksilat dan lainnya.

Lanjutnya, dengan adanya PUSDIKLATNAS, maka penyelenggaraan pemusatan latihan dapat dilakukan sedemikian rupa, minimal tidak terkendala waktu persetujuan dari Pemerintah. Pelaksanaan seleknas yang tertib, terukur dan transparan perlu terus kita laksanakan dan yang lebih penting lagi adalah melaksanakan pelatnas dengan melibatkan atlet dan pelatih hasil seleknas. Dengan demikian maka kita tinggal membangun rasa kebersamaan dalam menjalankan program pembinaan untuk mengharumkan nama bangsa dan negara. Tidak lagi memikirkan hal hal lainnya.

Panahan sebagai salah satu olahraga prioritas hingga saat ini masih berlatih seadanya, tanpa didukung fasilitas yang memadai seperti lapangan sendiri dan teknologi yang mengarah pada sport science. Pada hal negara maju seperti Korea Selatan sudah menerapkan sport science dalam pemusatan latihan sejak dini. Jadi jangan heran kalau atlit Korea Selatan meram saja bidikannya sudah pasti 9 atau 10.

Pengamatan tim media ini, minimnya anggaran dan kreatifitas Pengurus PERPANI juga menjadi kendala dalam mengcreate program latihan, karena bicara program tidak lepas dari anggaran. Belum lagi bicara jam terbang, perlu perbanyak try out untuk meningkatkan pengalaman bertanding di level internasional. Dua tahun berjalan, baru sekali ini atlit kita bisa mengecam pertandingan internasional di Turkey, selebihnya hanya berputar di sekitar GBK Senayan. Jika hal ini bisa diatasi PB PERPANI dan KONI sebagai indik organisasi, rasanya level kita bukan di Asia Tenggara.

Dalam Desain Besar Olahraga Nasiona (DBON), Sea Games dan Asean Games merupakan target antara, sasaran kita Olimpiade. Jika mengaju pada DBON, harusnya Pemerintah (Kemenpora) memberikan kesempatan bagi Cabor mengirimkan atlet muda untuk menambah jam terbang, sebelum mereka diturunkan di Olimpiade.

Jika tidak terkendala biaya, PERPANI harusnya bisa datang dengan full team 12 atlet, bahkan 16 atlet sehingga bisa memberikan kesempatan bagi atlet lapis ke dua menimbah pengalaman. Bersyukur PERPANI punya atlet-atlet muda seperti Rezza Octavia, Alviyanto Bagas P, Arif Dwi Pangestu, Handika Pratama Putra dan pelatih yang tahan banting yang didampingi manejer tim bertangan dingin, Ary Koeswiranto. ( fw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *