LEWOLEBA: Tuan rumah Persebata Lembata harus puas berbagi angka saat jumpah Bintang Timur Atambua (BeTA) dalam laga grup B turnament El Tari Memorial Cup (ETMC) yang juga merupakan kompetisi Liga 3 Nusa Tenggara Timur (NTT). Bermain di Stadion Gelora 99 Lewoleba, Sabtu (10/9/2022), kedua tim bermain 0-0. Dengan hasil ini Persami Maumere untuk sementara memimpin grup B dengan nilai 3, setelah menang 2-1 saat bertemu Perserond Rote Ndao.
Bertanding di kandang sendiri, Persebata langsung menekan pertahanan BeTA sejak Anton Rasmiaji meniup pluit kick off. Persebata yang mendapat dukungan supporter yang memadati setiap sudut stadion, langsung tampil agresif sejak menit awal babak pertama. Tekanan Persebata langsung direspon BeTA Atambua dengan serangan sporadis.
Memasuki babak ke dua, Persebata terus meningkatkan tekanan ke pertahanan BeTA Atambua. Usaha tim Sembur Paus lagi-lagi gagal berkat penampilan cemerlang penjaga gawang BeTA Atambua, Sadam Sumantri. Kurang padunya lini depan dan tengah, membuat serangan yang dibangun BeTA Atambua dapat dipatahkan pertahanan Persebata. Walau saling serang selama 2 x 45 menit, namun hasil 0-0 bertahan hingga wasit Anton Rasmiaji meniup pluit akhir.
Kepemimpinan wasit Anton Rasmiaji, jadi sorotan tim BeTA Atambua. Kecewa dengan keputusan wasit yang merugikan timnya, manejer BeTA Serena Francis, langsung melayangkan protes. Wasit dianggap dengan mudahnya memberikan kartu bagi BeTA Atambua. Sebaliknya pelanggaran yang harusnya diberi kartu malah tidak diberikan.
“Kami akan mengajukan protes. Kiper kami ditabrak bukannya diberikan advantage bagi BeTa, malah wasit menunjuk tendangan pojok. Wajar kalau Sadam protes dan bertanya pada wasit, eh malah diberi kartu kuning. Kotak pinalti itu area penjaga gawang, jangankan ditabrak, dihalangin saja itu sudah pelanggaran,” tegas Serene Francis Maneger BeTA.
Lanjut Rena, hasil hari ini akan kita evaluasi, selamat kepada Persebata, pertandingan tadi enak dinikmati pecinta bola NTT. Sayangnya kepemimpinan wasit yang tidak fair, ada beberapa pelanggaran di luar area kotak pinalti yang semestinya bukan. Ada sekitar 7 kali dianggap sebagai pelanggaran, ini berdampak pada mental pemain, sehingga mereka hilang konsentrasi.
Menghadapi laga berikutnya, Rena masih optimis bisa meraih poin di dual aga sisa. Pembenahan strategi dan tak tik, khususnya aliran bola dari lini tengah ke depan yang seringkali putus. Sedangkan lini belakang hari ini tampil cukup solid, lanjut alumni Fikom Uneversitas Indonesia.
Baru memasuki hari ke dua, wasit sudah mendapat sorotan. Setidaknya dalam laga Persebata vs BeTA Atambua, ada beberapa kejadian yang merugikan kedua kesebelasan.
Jika kualitas wasit tidak dievaluasi, kedepannya akan banyak protes, karena sudah masuk pada laga penentuan menuju juara grup.
ETMC yang juga menjadi ajang kompetisi Liga 3 diharapkan akan memberikan banyak hal yang baru untuk kemajuan sepakbola NTT diera kepemimpinan Ketua Asprov NTT Christ Mboeik.
Berkat kemajuan teknologi, seluruh masyarakat dapat menyaksikan setiap laga yang dimainkan di Stadion Gelora 99 Lewoeba. Ketegasan wasit akan memberikan bobot dalam event ini. Sebaliknya jika sang penagdil masih bertindak unfair play, maka rusaklah harapan kita dari turnamen yang diharapkan mampu melahirkan talenta muda yang akan dipersiapkan menuju Pra PON NTT. ( fw)