Malaka- Kehadiran puluhan ribu simpatisan Calon Bupati/Wakil Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran- Henri Melki Simu ( SBS-HMS ) dalam Kampanye Akbar Paslon SBS-HMS di Lapangan Umum Betun, Rabu (20/11-2024) merupakan bentuk dukungan konkrit kepada Paslon SBS-HMS dan bentuk perlawanan rakyat kepada Pemerintah SN-KT yang berkuasa.
Ada beberapa indikator rakyat ” marah ” dan secara masif mengalihkan dukungan dari SN-KT kepada Paslon SBS yakni SN-KT selama berkuasa tidak komitmen dengan janji yang disampaikan ke rakyat sesuai janji kampanye. Selain itu, selama berkuasa SN-KT membuat kebijakan yang tidak pro rakyat termasuk program-program unggulan yang diusung tidak optimal dan tidak menyentuh kebutuhan rakyat.
Demikian intisari pendapat yang disampaikan beberapa elemen masyarakat yang dihimpun media ini, Rabu (20/11-2024).
Pengacara Muda Papua- Jakarta asal Kabupaten Malaka, Marcello Seran, SH kepada wartawan mengatakan dukungan rakyat yang masif bagi Paslon SBS-HMS harus dilihat sebagai bentuk pendidikan politik yang positif bagi rakyat.
Dikatakannya, salah satu alasan mendasar rakyat Malaka tinggalkan SN-KT dalam Pilkada tahun 2024 yakni karena tidak ada komitmen untuk rakyat yang pilih dan menangkan mereka dalam Pilkada Malaka tahun 2020.
” Dalam Pilkada 2020 rakyat di desa Maktihan menangkan SN-KT dengan 485 Suara, Desa Naas 84 Suara dan Desa Motaulun 200 suara lebih tetapi anehnya selama empat tahun terakhir tidak ada program yang terealisasi sesuai Janji SN-KT selama kampanye. Para orang tua di desa Maktihan – Naas dijanjikan perbaiki empang ( tahak) untuk membantu rakyat melancarkan irigasi dan mengolah sawah milik rakyat yang tertimbun endapan banjir bandang Benenai saat bencana tetapi itu tidak direalisasikan dan rakyat desa Maktihan – Naas masih susah hingga hari ini untuk mengakses air irigasi”, ujarnya.
” Kami beberapa desa yang menggunakan DI Weliman sudah berkomitmen mencabut dukungan dari SN-KT dan mengalihkan dukungan kepada SBS-HMS agar bisa mengurus rakyat melalui berbagai program yang diusung. Rakyat Desa Maktihan, Naas, Motaulun dan Kleseleon tidak boleh lapar di tanah yang subur karena itu salah urus karena mereka tidak paham urus rakyat”, imbuhnya.
” Saat kampanye akbar SBS-HMS di Betun ini mayoritas rakyat empat desa masing-masing di desa Maktihan, Naas , Motaulun dan Kleseleon datang sebagai bukti dan memberikan dukungan konkrit kepada Paslon SBS-HMS, sekaligus memberikan informasi kepada seluruh rakyat Malaka bahwa warga empat desa yang selama ini menjadi pilar kemenangan SN-KT di Pilkada 2020 sudah berakhir, sekaligus mendeklerkan ke Publik bahwa warga empat desa yang bertetangga ini siap memberikan perlawanan kepada SN-KT dan siap memenangkan SBS-HMS dalam Pilkada Malaka 27 November 2024″, paparnya.
Penasehat Hukum, Petrus Kabosu, SH kepada wartawan mengatakan era kepemimpinan SN-KT sudah berakhir di Pilkada Malaka 27 November 2024 tahun ini.
” Dimana-mana saat blusukan dan kampanye terbatas rakyat selalu memberi testimoni dan perlawanan kepada SN-KT karena tidak mengimplementasikan program yang dijanjanjikan, dan rakyat terlihat marah karena merasa ‘ ditipu’ SN-KT dengan berbagai program yang dijanjikan “, ujarnya.
” Janji SN-KT untuk mendatangkan investor untuk membuka lapangan kerja bagi rakyat hanya ucapan pemanis bibir. Justru yang terjadi, SN-KT pecat 3.388 teda yang membunuh ribuan anak Malaka merupakan sebuah tragedi yang sangat memilukan bagi rakyat karena pemecatan itu dilakukan di masa Pandemi Covid 19. Rakyat Malaka sangat menderita dengan pembekuan teda sepihak itu dan mereka siap beri perlawanan dengan tidak pilih SN-KT pada 27 November. Itu bentuk perlawanan rakyat kepada pemimpin yang tidak mengurus rakyatnya”, bebernya.
” Di bidang program, SN-KT gagal total dibidang Program Swasembada Pangan. Omong Swasembada Pangan tetapi rakyat menderita karena 62 unit traktor besar yang ditinggalkan SBS-DA tidak dioptimalkan pemanfaatannya untuk pacul tanah rakyat. Traktor yang rusak tidak diperbaiki tetapi justru dibiarkan saja. Ini bentuk penelantaran aset terbesar dalam Sejarah Malaka yang sangat merugikan rakyat sehingga bisa disebut Korupsi dibidang aset”, imbuhnya.
” Dibidang Pangan, SN-KT bikin program Beras Nona Malaka ( BNM) tetapi hasil produksi BNM tidak ada di pasaran sehingga menambah kecurigaan masyarakat. Harusnya BNM bisa menjadi solusi bagi rakyat yang kekurangan pangan tetapi ternyata hanya untuk pencitraan semata dan rakyat Malaka tetap susah karena ketiadaan pangan. Kita patut pertanyakan, dimana manfaat dari program BNM itu karena semua investasi yang diberikan mulai peralatan penggilingan padi, benih, pupuk dan obat-obatan diintervensi dengan anggaran pemerintah tetapi dimana hasilnya bagi rakyat dan pemerintah?? Pemerintah seharusnya bisa mendapatkan PAD dari program ini tetapi kenyataannya hanya memperkaya satu dua orang. SN-KT hanya memperkaya orang lain dengan memanfaatkan anggaran pemerintah sehingga program BNM beraroma Korupsi”, bebernya.
” Saya melihat Pilkada dan Kampanye Paslon dalam Pilkada 2024 menjadi media pembelajaran rakyat untuk memilih Pemimpin yang memperhatikan kebutuhan dan persoalan rakyat. Fenomena politik tahun 2024 sangat kondusif karena rakyat diberi ruang untuk berekspresi dan menyampaikan harapan dan keinginannya dalam momentum pilkada tahun ini. Suka atau tidak suka, pengadilan rakyat akan terjadi dan hal itu akan dibuktikan dalam Pilkada Malaka 27 November 2024, rakyat akan memilih pemimpin yang benar-benar komit untuk mengurus rakyatnya melalui berbagai program yang diusung”, tandasnya. ( boni).