Kupang – Pergantian Direktur RS Prof Yohanes Kupang, dr Stefanus Soka, Specialis Bedah oleh Pj Gubernur NTT,
Andriko Susanto terkesan sangat mendadak dan aneh karena dilaksanakan pada masa akhir jabatan PJ. Gubernur NTT yang sebentar lagi akan berakhir.
Pergantian Plt Direktur RS itu patut dipertanyakan karena digantikan oleh Plt yang berada diluar lingkup Rumah Sakit yang belum tentu paham seluk beluk RS sehingga membutuhkan penyesuaian baru, padahal RS Prof Yohanes Kupang merupakan RS Rujukan bagi 22 Kabupaten Kota di NTT
” Ini sangat riskan , apalagi saat ini kita lagi dihadapkan dengan berbagai persoalan kesehatan terutama dengan adanya Virus baru yang setiap saat bisa menyerang masyarakat NTT “, ujar Anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Golkar, Agustinus Nahak saat Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTT di Kupang, Senin (13/1-2025).
” Kita patut pertanyakan pergantian direktur RS Prof Yohanes Kupang yang nota bene seorang dr Specialis Bedah yang sangat paham seluk beluk RS sehingga dalam menghadapi persoalan kesehatan yang emergency sangat paham tentang apa yang harus dilakukan”, ujarnya.
” Kita harus pertanyakan alasan dan urgensi pergantian itu dengan Plt yang bukan orang Rumah Sakit, apalagi RS Prof Yohanes ini sangat vital sebagai RS Rujukan bagi seluruh Kabupaten di NTT”, imbunya.
” Ini sangat riskan karena kalau taru pejabat baru disana dia mengerti apa , apalagi saat ini banyak kasus yang terjadi terutama dalam menghadapi virus baru yang setiap saat menyerang warga. Bagaimana kesiapan RS Yohanes menghadapi virus baru ini. Kalau ganti orang baru tentu butuh penyesuaian lagi. RS Yohanes Ini sangat vital kenapa harus ganti orang baru?”, tanya Agus keheranan.
” Proses pergantian direktur RS ini terkesan dipaksakan dan sangat mendadak padahal tinggal 1 dua bulan lagi sudah ada gubernur terlantik. Kenapa tidak diperpanjang lagi sambil tunggu Gubernur definitif. Pergantian ini sangat aneh karena hanya Direktur RS nya saja yang diganti padahal dinas lain tidak diganti”, paparnya.
Pj Gubernur NTT, Andriko Susanto dalam Sidang Paripurna DPRD Provinsi NTT mengatakan pergantian Direktur RS Yohanes itu dilakukan dengan pertimbangan efisiensi karena
RS Prof Yohanes Kupang ada dibawah Dinkes sehingga bila diganti dengan Kepala Dinas Kesehatan bisa lebih efisien. ( boni)