Malaka – Pemerintah harus segera membangun saluran pembuangan air sepanjang jalan lintas Selatan Pulau Timor di Wilayah Kecamatan Malaka Barat – Kabupaten Malaka untuk menyelamatkan badan jalan provinsi agar tidak tergerus air dimusim penghujan.
Selain Saluran, Pemerintah juga harus membangun deker yang melintasi jalan provisi itu untuk melancarkan pembuangan air agar tidak terkonsentrasi di badan jalan dimusim penghujan seperti saat ini. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga badan jalan Provinsi itu agar tidak mudah rusak sekaligus memanfaatkan buangan air hujan itu untuk mengairi lahan pertanian masyarakat.
Warga Malaka Barat, Bere Bagus mengatakan hal itu kepada wartawan di Besikama , Senin (20/1-2025).
Bere mengatakan ada beberapa titik badan jalan yang selama ini digenangi air hujan dan jadi jalan air dimusim penghujan seperti saat ini yakni di desa Raimataus, Desa Besikama, Desa Maktihan, Desa Motaulun dan desa Kleseleon.
Bila dibiarkan seperti saat ini maka badan jalan pada Jalan Selatan Pulau Timor yang melintasi Kecamatan Malaka Barat bisa rusak dan merugikan masyarakat.
Dikatakannya, di desa Raimataus – Kecamatan Malaka Barat ada sekitar delapan titik aliran air yang melintasi badan jalan provinsi tersebut mulai dari Cabang Tiga Lisen di Desa Umalor hingga Kalete As di Desa Raimataus sehingga solusinya pemerintah harus bangun saluran pembuangan air di kiri kanan ruas jalan tersebut agar air hujan tidak melintasi badan jalan.
” Kalau musim hujan seperti saat ini badan jalan sepanjang ruas jalan di desa Raimataus – Kecamatan Malaka Barat jadi jalannya air, padahal bila disentuh dengan saluran air bisa bermanfaat bagi para petani lahan basah di desa Raimataus. Solusinya, pemerintah harus segera bangun saluran pembuangan air di kiri kanan jalan agar airnya dimanfaatkan petani. Bila debit airnya besar bisa dibuang di Kalete As ( jembatan) untuk selanjutnya mengalir ke laut”, ujarnya.
Di desa Besikama, kata Bere Bagus, konsentrasi air terjadi didepan Kantor Camat Malaka Barat, Sampingnya Puskesmas Besikama hingga pertigaan ( cabang Ke Pasar Hari Senin dan SMAN Malaka Barat).
” Di kiri kanan jalan mulai dari depan kantor Camat Malaka Barat harus bangun saluran pembuangan hingga jurusan Pasar Senin dan SMAN Besikama. Genangan air disana saat musim penghujan sangat mengganggu pengguna jalan dan bila dibiarkan bisa merusak badan jalan Provinsi “, bebernya.
Warga Desa Maktihan – Kecamatan Malaka Barat, Yanuarius Seran mengatakan genangan air di desa Maktihan dimusim penghujan sudah terjadi sejak jalan lintas selatan Timor ( Jalan Provinsi ) itu dibangun tanpa ada upaya untuk mengatasi persoalan air hujan tersebut sehingga dampaknya mengalir bebas melintasi badan jalan Provinsi di batas desa Maktihan dengan desa Besikama (Tugu Batas Desa).
” Selama ini buangan air di desa Maktihan ( kiri jalan dari Betun) terkonsentrasi di Dusun Laenleten dan menggenangi beberapa fasilitas Pendidikan seperti SD, SMP dan SMA GMIT Maktihan . Aliran air terkonsentrasi di lapangan SD GMIT dan melintas melewati badan jalan Provinsi tanpa saluran/deker pembuangan. Solusinya, pemerintah harus bangun deker disekitar tugu batas desa Besikama – Maktihan, selanjutnya harus bangun saluran pembuangan air untuk dibuang di saluran induk di desa Besikama ( Kfau Laran/ Kanan Jalan) agar airnya bisa dimanfaatkan petani lahan basah”, bebernya.
Warga Desa Motaulun – Kecamatan Malaka Barat, Daniel Memory kepada wartawan mengatakan di wilayah desa Motaulun setiap musim penghujan badan jalan provinsi sekaligus berfungsi sebagai saluran air karena tidak ada saluran air dan saluran pembuangan air yang memadai. Desa Motaulun, kata Dan Memory, setiap musim penghujan terlihat seperti desa terapung.
” Air hujan mengalir dari Desa Kleseleon mulai dari depan SDN Kleseleon mengalir bebas melewati depan Gereja Katolik Kleseleon masuk ke desa Motaulun tanpa melalui saluran sehingga Motaulun terlihat seperti desa terapung”, ujarnya.
” Solusinya, pemerintah harus bangun saluran pembuangan air yang memadai mulai dari desa Kleseleon hingga perbatasan desa Motaulun – desa Naas, selanjutnya membangun saluran pembuangan air ( Deker) ke lokasi persawahan masyarakat sepanjang desa Motaulun dan desa Naas. Kita juga merasa heran karena sejak SN-KT Pimpin Malaka hingga mau turun kembali tidak ada upaya konkrit untuk mengatasi persoalan ini”, tutupnya. ( boni)