Malaka – Pemecatan 3.388 teda yang nota bene semuanya anak-anak Malaka di tempat Suci Umat Katolik Se Dekenat Malaka merupakan bukti nyata pemimpin itu tidak sayang rakyatnya.
Pemecatan sepihak yang dilakukan Bupati Malaka, Simon Nahak itu merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan karena dilakukan pada saat masih ada Pandemi Covid 19.
Patut disayangkan, seorang pemimpin yang belum kerja apa-apa untuk rakyat tetapi justru pecat masal teda. Ini bukti nyata SN-KT tidak paham birorasi dan tidak paham APBD. Solusinya, tahun 2024 harus ganti bupati.
Jurkam SBS-HMS, Yanuarius Seran mengatakan hal itu dalam Pertemuan Terbatas Paslon SBS-HMS bersama warga empat desa Malaka Barat ( Motaulun, Naas, Maktihan dan Besikama) di Desa Maktihan, Selasa ( 29/10-2024).
Dikatakannya, pemecatan 3.388 teda dimana semuanya anak Malaka di Altar Misa Gua Maria Tubaki – Betun merupakan pertanda yang tidak baik karena seorang Kepala Daerah menggunakan kewenangannya mewartakan kabar buruk bagi umat dan rakyat Malaka dengan pemecatan teda.
” Para teda harus ingat. Pemecatan diatas mimbar suci orang katolik itu tidak boleh karena sangat mencederai hati umat yang hadir. Ini sama saja dengan membunuh anak-anak Malaka di tempat suci Umat Katolik”, ujarnya.
” Sebagai rakyat kita harus kritisi karena pemecatan teda sepihak olen Bupati SN itu melanggar Perda APBD 2021 karena belum mendapatkan persetujuan DPRD melalui mekanisme sidang APBD. Ini tidak boleh dilakukan seorang Kepala Daerah, buat keputusan tetapi melanggar Perda APBD. Ini karena Kepala Daerah tidak paham urus birokrasi dan tidak paham mengurus APBD sehingga terkesan asal taro”, bebernya.
” Solusinya, tahun 2024 harus ganti bupati Malaka!! Pilih Paslon SBS-HMS karena paham urus rakyat, paham APBD, memiliki komimen kerakyatan yang tinggi dan tidak pernah tipu rakyat”, tandasnya. ( boni)