Scroll untuk baca artikel
HeadlineLintas Provinsi

Kerja Di Pabrik Batu Bata Saat Kuliah Di Pekanbaru (Bagian 8)

189
×

Kerja Di Pabrik Batu Bata Saat Kuliah Di Pekanbaru (Bagian 8)

Sebarkan artikel ini

Oleh: Suyono Saeran

Ketika semasa masih sekolah di SMA Negeri 2 Tanjungpinang, Ansar Ahmad dikenal sangat rajin bekerja dan membantu orang tua. Karena itu, tahun 1985 begitu dirinya lulus SMA, mempunyai uang tabungan yang cukup lumayan banyak untuk seusianya. Berbekal uang tabungan tersebut dia pergi ke Pekanbaru untuk mendaftarkan diri ke Fakultas Ekonomi Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru.

Seusai ujian masuk ke perguruan tinggi (UMPTN) dan sambil menunggu pengumuman, Ansar Ahmad kembali ke Tanjungpinang untuk membantu emaknya bekerja. Dia kembali beraktivitas seperti sebelumnya, bekerja sebagai kuli bangunan, mengajar ngaji dan terkadang membantu emak berjualan sayur.

Setelah beberapa saat di Tanjungpinang dan hasil UMPTN mengumumkan kalau dirinya diterima di Fakultas Ekonomi di universitas paling bergengsi di Riau itu, membuat Ansar Ahmad harus bersiap-siap meninggalkan emak yang disayanginya untuk menempuh pendidikan strata satu di Pekanbaru.

Berbekal uang yang tidak seberapa, Ansar Ahmad kemudian berangkat ke Pekanbaru dan memulai kehidupan baru sebagai seorang mahasiswa. Ketika awal-awal menjadi mahasiswa Ansar Ahmad masih merasakan hidup dalam keprihatinan karena memang kondisi ekonomi keluarganya yang tidak kaya.

Karena itu Ansar Ahmad memilih mengontrak sebuah kamar kecil di Kebun Kangkung. Bahkan untuk menghemat biaya, kamar kecil tersebut dia tempati berdua agar biaya sewa menjadi murah. Kamar tersebut dia sewa seharga lima belas ribu per bulan dan Ansar Ahmad tinggal di kamar sewa di Kebun Kangkung ini hingga tahun 1986.

“Saat itu, dalam pikiran saya yang penting bisa kuliah dan belajar. Kamar kecil tidak apa. Toh masih bisa untuk menaruh buku, pakaian dan ada kasur untuk tidur,” katanya ketika mengenang masa kuliah.

Kehidupan baru sebagai mahasiswa di Pekanbaru yang dia jalani tidak mudah. Apa lagi di tempat jauh dan terpisah dari emak serta ke empat saudara-saudaranya. Karena itu di masa awal-awal kuliah, Ansar Ahmad berusaha bekerja di luar jam kuliah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama di perantauan. Kebiasaan Ansar Ahmad bekerja semasa sekolah di SMA sebelumnya, membuat dirinya tidak begitu kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan meski hanya seadanya.

Ketika awal masuk kuliah dirinya berkenalan dengan Adri Junaidi, anak orang kaya yang bapaknya memiliki usaha batu bata di daerah Kulim. Dari Adri inilah kemudian Ansar Ahmad bisa bekerja di perusahaan batu bata milik ayah Adri di luar jam kuliah. Hasil yang didapatkan cukup untuk membantu dirinya menyambung hidup dan biaya kuliah selama di Pekanbaru.

Tidak hanya bekerja di pabrik batu bata, kalau malam hari tiba Ansar Ahmad meneruskan kebiasaannya selama di Tanjungpinang yakni mengajar ngaji. Tidak hanya mengajar ngaji di masjid yang tidak jauh dari tempat kosnya, tetapi juga mengajar ngaji dari rumah ke rumah.

Salah satu pemilik rumah yang memintanya untuk mengajar ngaji adalah Pak Burhanudin Yunus dan rumah seorang anggota polisi yang bernama Raden Sumarno. Rumah kedua orang ini berada di sekitar kampus Unri dan tidak terlalu jauh dari tempat kos Ansar Ahmad. Dari hasil bekerja di pabrik batu bata dan mengajar ngaji sangat membantu Ansar Ahmad selama kuliah di Pekanbaru.

Meski harus bekerja, Ansar Ahmad tetap tidak lupa tugasnya sebagai seorang mahasiswa yang harus belajar dengan tekun dan bisa menyelesaikan studinya dengan cepat. Karena itu tahun pertama sebagai mahasiswa di Pekanbaru, hasil studinya tetap menunjukkan prestasi yang baik.

Menginjak tahun kedua, pergaulan Ansar Ahmad semakin luas dan mempunyai banyak teman. Tidak hanya di lingkungan kampus Fakultas Ekonomi, Ansar Ahmad juga mulai dikenal di fakultas-fakultas lain di Unri. Karena Fakultas Ekonomi tempat dirinya kuliah merupakan salah satu fakultas favorit di Unri, maka banyak tokoh dari Provinsi Riau yang lahir dari fakultas ini dan satu angkatan dengan Ansar Ahmad. Mereka adalah mantan Gubernur Riau Rusli Zaenal, mantan Bupati Bengkalis Syamsurizal, mantan Wali Kota Dumai Wan Syamsir dan mantan Bupati Kuantan Singingi Asrul Jafaar.

Di tahun kedua masa perkuliahan ini bagi Ansar Ahmad adalah sebuah momentum untuk pengasahan diri. Karenanya, Ansar Ahmad terus memperluas jaringan pertemanan, menggembleng diri dalam organisasi kampus dan terus meningkatkan prestasi akademiknya. Tidak memakan waktu lama, kecerdasan Ansar Ahmad cukup dikenal, tidak hanya di Fakultas Ekonomi, tetapi juga di lingkungan Unri.

Di lingkungan mahasiswa Kepulauan Riau yang kuliah di Unri, Ansar Ahmad sangat dikenal. Karena itu ketika Ansar Ahmad maju mencalonkan diri sebagai Ketua Senat Unri, seluruh mahasiswa Kepulauan Riau memberinya dukungan penuh. Dan dalam pemilihan yang dilaksanakan oleh perwakilan masing-masing fakultas di Unri, Ansar Ahmad terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Unri pada tahun 1986.

Jabatan Ketua Senat Mahasiswa yang diembannya merupakan jabatan bergengsi di lingkungan mahasiswa. Tidak semua mahasiswa bisa meraih posisi itu. Hanya mahasiswa yang mempunyai jiwa kepemimpinan kuat, pandai loby, pandai pidato, punya prestasi akademik yang baik serta mempunyai jaringan luas di kampus yang bisa terpilih sebagai Ketua Senat. Karena itu ketika dirinya menjabat sebagai Ketua Senat, jiwa kepemimpinannya betul-betul tampil dan berusaha merangkul semua kekuatan organisasi mahasiswa di lingkungan Unri.

Karena kemampuan melobi dan mempunyai jaringan yang luas di kampus, di tahun yang sama Ansar Ahmad juga terpilih sebagai Ketua Koperasi Mahasiswa Unri. Jabatan yang baru diembannya ini juga bukan jabatan dengan tanggung jawab yang enteng. Ansar Ahmad harus bertanggung jawab terhadap bisnis koperasi mahasiswa dengan omset yang tidak sedikit.

Untuk itu berbekal teori bisnis yang dia pelajari di Fakultas Ekonomi, Ansar Ahmad mencoba membangun sistem baru dalam bisnis koperasi mahasiswa ini. Ternyata, selama dalam kepemimpinannya, Koperasi Mahasiswa Unri maju pesat dan mampu mengembangkan berbagai jenis usaha. Dari pengembangan bisnis Koperasi Mahasiswa Unri ini Ansar Ahmad mendapatkan penghasilan yang lumayan dan bisa mengirimkan uang kepada emaknya di Tanjungpinang di setiap bulannya.

Penghasilan yang dia dapatkan dari mengajar ngaji, melatih silat dan mengurus Koperasi Mahasiswa Unri, membuatnya mandiri selama kuliah di Pekanbaru. Ansar tidak lagi begitu menggantungkan bantuan dari emak dan saudara-saudaranya untuk biaya hidup dan biaya kuliah. Hasil yang didapatkan dari berbagai usaha yang dilakukannya cukup untuk membiayai kuliahnya sampai dia lulus pada tahun 1989.

Begitu mendapatkan ijazah strata satu Fakultas Ekonomi Unri, ada kebanggaan tersendiri baginya. Ada perasaan yang membuncah dalam dadanya, bahwa dulu dirinya hanya seorang kuli bangunan namun mampu kuliah dan berhasil lulus serta menyandang gelar sarjana penuh. Apa yang telah diraihnya membuat emak yang disayanginya begitu bangga. Dengan mata berkaca-kaca emaknya memeluk Ansar Ahmad penuh haru begitu wisuda usai digelar dan dilaksanakan…