Radar Malaka, Tanjungpinang – Selama menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Tanjungpinang, Ansar Ahmad terkenal di mata guru-gurunya karena memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat serta tata krama yang terpuji.
Edi Efendi, seorang guru mata pelajaran Olahraga di SMAN 2 Tanjungpinang (1981-2024), mengungkapkan hal ini pada Jumat sore, 15 November 2024.
Edi menyebutkan, “Saya mengajar Ansar di SMAN 2 Tanjungpinang pada tahun 1986.” Menurutnya, Ansar terkenal atas kepemimpinannya yang memancar semasa bersekolah di SMAN 2.
“Inilah yang membuat para guru pada saat itu memandangnya sebagai Ketua OSIS,” kenang Edi.
Dia menceritakan bahwa Ansar memiliki kepribadian yang baik dan religius, sehingga dihormati oleh teman-temannya.
“Ansar dikenal sebagai sosok yang ramah dan sangat menghargai semua orang, terutama para guru. Sikap sopan dan kebaikan hatinya telah melekat pada dirinya,” tambah Edi.
“Dari segi akademik, dia berprestasi di atas rata-rata. Kecuali dari sikap baiknya itu, yang membuatnya mampu bersinar di antara teman-temannya,” tambah Edi.
Respriadi, seorang guru pensiunan dari SMA Negeri 1 Tanjungpinang, turut memberikan testimoni tentang Ansar.
“Saya mengenal Pak Ansar melalui kegiatan remaja masjid (sekitar tahun 1982). Dia aktif dan memiliki bakat kepemimpinan yang luar biasa. Itulah sebabnya kami memilihnya sebagai ketua,” ungkap Respriadi.
Pertemuan Calon Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) nomor urut satu, Ansar Ahmad, di Jalan Pramuka sore tadi menjadi momen istimewa. Sejumlah guru-guru pensiunan dari SMA N 2, SMAN 1, dan SMP tempat Ansar belajar hadir untuk mendukung acara kampanye.
Edi, yang bertindak sebagai koordinator guru pensiunan SMA N 2 Tanjungpinang, menjelaskan bahwa kehadiran mereka adalah sebagai bentuk dukungan dan penyemangat bagi Ansar. Dukungan tersebut dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa kinerja Ansar sebagai Gubernur Kepri telah terbukti mengagumkan.
“Kami memberikan dukungan karena fakta kinerjanya. Bukan hanya di Tanjungpinang, tetapi juga di wilayah lain,” tutur Edi untuk mengakhiri pembicaraan.
Editor: Budi Adriansyah